Stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis disertai dengan komplikasi penyakit. Prevalensi stunting anak balita di Indonesia 29,9% dan provinsi Lampung 27,4% serta terbanyak di pedesaan. Kondisi prevalensi stunting di Lampung pada posisi di bawah angka nasional tetapi masih di atas 20% (target WHO kurang dari 20%). Kabupaten Tanggamus angka sunting turun menjadi 3,3%, namun demikian terdapat 25 desa yang mempunyai angka prevalensi stunting di atas 10%. Desa dengan lahan pekarangan yang rata rata cukup luas dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai lahan ekonomis dan perlu penanganan, sehingga dapat menjadi program percepatan pencegahan stunting. Tujuan penelitian ini menjelaskan pengaruh pemanfaatan lahan pekarangan rumah terhadap kejadian stunting di Kabupaten Tanggamus.Motode menggunakan disain case control dengan lokasi di 16 desa wilayah kerja kabupaten Tanggamus sebanyak 200 responden, menggunakan analisa regresi logistik ganda.Terdapat 2 variabel dari 12 variabel secara simultan berpengaruh terhadap kejadian stunting yaitu motivasi kepala keluarga dalam memanfaatkan lahan pekarangan rumah, pengalaman kepala keluarga dalam memanfaatkan lahan pekarangan rumah. Motivasi pengalaman memanfaatkan lahan pekarangan yang kurang baik secara tidak langsung berpengaruh terhadap kejadian stunting di Kabupaten Tanggamus sebesar 27,6% dan 73,4% dipengaruhi oleh faktor lain.