ABSTRAKVarietas tanaman dapat dilepas sebagai varietas unggul setelah melalui uji adaptasi/observasi. Keunggulan suatu varietas dapat berupa produksi, mutu dan kandungan bioaktif, yang didukung dengan kelayakan finansial budidayanya. Untuk memperoleh varietas unggul kumis kucing, telah dilakukan uji adaptasi enam genotipe harapan di tiga lokasi yang berbeda, selama dua kali penanaman. Penelitian dilakukan sejak November 2011 sampai Desember 2013, di KP. Cimanggu (240 m dpl.) Bogor, KP. Cicurug (550 m dpl.), dan KP. Sukamulya (350 m dpl.), Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang merupakan sentra produksi kumis kucing. Percobaan dilakukan dalam rancangan acak kelompok dengan enam perlakuan (enam genotipe), diulang empat kali. Data dianalisa secara diskriptif. Tingkat kelayakan genotipe yang akan dikembangkan, diukur berdasarkan tingkat efisiensi teknis yaitu produksi terna basah dan kering per satuan luas, efisiensi ekonomis berdasarkan (1) pendapatan/satuan luas, (2) rasio antara pendapatan bersih dan pendapatan kotor, serta efisiensi alokatif (harga) berdasarkan rasio antara biaya operasional dan pendapatan kotor. Hasil penelitian menunjukkan, genotipe kumis kucing C menghasilkan kelayakan teknis dan ekonomis lebih unggul dibandingkan dengan genotipe A dan B pada agroekologi dan sosial KP. Sukamulya, dengan potensi produksi terna basah sebesar 2.243 kg, terna kering 690 kg, pendapatan bersih Rp.1.138.676,-B/C rasio 1,34, proporsi sisa pendapatan setelah dikurangi dengan biaya operasional 52,04% dan efisiensi alokatif 74,62% per 1.000 m 2 selama dua kali panen.