<p>Produk mi basah merupakan salah satu makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Besarnya pangsa pasar produk ini, memberikan persaingan usaha antar produsen semakin sengit, sehingga memerlukan tindakan pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing produknya. Khusus untuk Usaha Kecil Menengah (UKM), persaingan ini lebih terasa karena terbatasnya akses keuangan dan teknologi, biaya produksi tidak efisien, terbatasnya keterampilan manajemen, penjualan, dan bahan baku. Peningkatan daya saing produk dapat dilakukan dengan penerapan dan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) 2987: 2015. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kesiapan UKM produsen mie basah (CV. ABC) dalam sertifikasi SNI. Metode penilaian kesiapan UKM CV. ABC dalam menerapkan SNI 2987:2015 terbagi atas empat tahapan, yaitu merancang alat ukur (kuesioner), penilaian dengan kuesioner, identifikasi variabel kritis dan penyusunan usulan program untuk mengeliminir variabel kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan CV. ABC dalam sertifikasi SNI adalah sebesar 67,67%. Variabel teknis menjadi variabel kritis dalam sertifikasi SNI sehingga diperlukan rekomendasi atau usulan program kebijakan berupa pendampingan sertifikasi.</p>