Di dalam perusahaan produksi rokok ini terdapat sebuah mesin laser perforator. Setelah pemasangan mesin laser perforator 50 timbul masalah yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal. Saat dilakukan wawancara, operator mengeluhkan adanya nyeri punggung bawah karena penanganan material dilakukan secara manual. Setelah dilakukan analisis dengan metode OWAS pada dua kegiatan bongkar muat ditemukan masalah yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal. Dari hasil analisis ditemukan bahwa aktivitas pemuatan (loading) dikategorikan sebagai tindakan korektif 3 artinya postur tubuh berpengaruh sangat merugikan pada sistem muskuloskeletal, sedangkan kegiatan pembongkaran (unloading) termasuk tindakan korektif 2 yang tidak berpengaruh nyata terhadap sistem muskuloskeletal. Selain itu, analisis gaya tekan dilakukan hanya untuk aktivitas pembebanan terhadap gaya tekan total yang bekerja pada L5/ S1. Gaya tekan untuk aktivitas pembebanan adalah 7.186,22 Newton atau lebih dari dua kali lipat dari batas aman maksimum 3.400 Newton. Perbaikan dilakukan dengan menggunakan metode QFD. Sebagai solusinya adalah dibuat troli. Troli tersebut mampu mereduksi gaya tekan total pada aktivitas pembebanan menjadi 3.180,52 Newton dan berhasil mengubah menjadi kategori tindakan korektif 1. Abstract[REDUCTION OF MUSCULOSCELETAL DISORDERS RISK ON LASER PERFORATOR MACHINES AREA IN CIGARETTE COMPANIES USING QFD AND OWAS] Inside this cigarette production company, there is a laser perforator machine. After the installation of the laser perforator machine 50, problems related to musculoskeletal disorders arise. During the interview, the operator complained about low back pain due to manual handling of the material. After analyzing the OWAS method on two loading and unloading activities, problems were found related to musculoskeletal disorders. It was found that the loading activity was categorized as 3 meaning that posture had a very detrimental effect on the musculoskeletal system. Meanwhile, unloading activities included category 2 which had no significant effect on the musculoskeletal system. In addition, the biomechanical analysis was carried out only for the loading activity against the total compressive force acting on L5 / S1. The compressive force for loading activity is 7,186.22 Newton or more than twice the maximum safe limit of 3,400 Newton. Repairs were made using the QFD method. The solution is to make the moving trolley. The moving trolley is able to reduce the total compressive force on the loading activity to 3,180.52 Newton and also, reduce the level to category 1.Keywords: biomechanics; musculoskeletal disorders; Ovako Working Posture Analysis System; OWAS; Quality Function Deployment; QFD; Trolley