Miskonsepsi banyak terjadi pada proses pembelajaran kimia di SMA, hal ini dikarenakan proses pembelajaran kimia yang cenderung menekankan pada peran aktif siswa untuk menemukan dan mencoba berbagai hal untuk membuktikan suatu fenomena yang ada. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan keterlaksanaan, aktivitas serta mengetahui perbedaan miskonsepsi peserta didik setelah strategi PDEODE diterapkan.Penelitian ini merupakan penelitian berbasis pra-eksperimen dengan desain “One Group Pretest Posttest”.Subjekyang terlibat dalam penelitian ini yakni 25 orang siswa sekolah menengah atas.Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan metode tes berupa three tier diagnostic test yang kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus pergeseran miskonsepsi. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa Kertaksanaan pembelajaran menggunakan strategi PDEODEsangat baik dengan persentase pertemuan pertama sebesar 96,75 %, dan pada pertemuan kedua sebesar 99,30 %. Selanjutnya pada aktivitas peserta didik secara keseluruhan sangat baik dengan persentase yang diperoleh pada pertemuan pertamasebesar 99,2%, dan pada pertemuan kedua sebesar 100%. Hasil selanjutnya juga menunjukkan bahwa miskonsepsi peserta didik terreduksi sangat baik dengan persentase pergeseran miskonsepsi pada konsep suhu sebesar 98,50%, pada konsep konsentrasi sebesar 94,11%, dan pada konsep tekanan dan volume sebesar 96,96 %. Sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran PDEODE sangat baik dan efektif digunakan dalam mereduksi miskonsepsi peserta didik karena mampu mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan kimia kearah positif.