Transgender phenomena are often found in people's lives, especially in the field of work such as fashion, beauty salons, the world of entertainment and others. Many of them change their physique and appearance by performing medical procedures, namely surgery. In this study, the researcher formulates how the medical and theological perspectives on transgender are as a reference for the church in acting. The researcher used descriptive qualitative method with a literature review approach. The result of this research is that transgender is a sin from a theological perspective because it is not in accordance with biblical truth, and God is able to restore their souls without changing their physical bodies. Meanwhile, medically for cases where it is not clear what the gender is and requires medical action such as surgery, medically it must first be ascertained that the body and innate organs are not followed by psychological factors. The church must take Jesus as an example in the attitude of hating sin but loving sinners and helping these transgender people with pastoral care. ABSTRAKFenomena transgender banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat terutama pada bidang pekerjaan seperti fashion, salon kecantikan, dunia entertainmen dan lain-lain. Banyak dari antara mereka yang mengubah fisik dan penampilan dengan melakukan tindakan medis yaitu tindakan operasi. Dalam penelitian ini Peneliti merumuskan bagaimana perspektif medis dan teologis terhadap transgender sebagai acuan bagi gereja dalam bersikap. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kajian literatur. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa transgender itu dosa dipandang dari perspektif teologis karena tidak sesuai dengan kebenaran alkitab, dan Allah sanggup memulihkan jiwa mereka tanpa merubah fisik mereka. Sedangkan secara medis untuk kasus yang tidak jelas apa jenis kelaminnya dan membutuhkan tindakan medis seperti operasi maka secara medis harus dipastikan terlebih dahulu tubuh dan organ tubuh bawaan, bukan mengikuti faktor kejiwaannya. Gereja harus menjadikan Yesus sebagai teladan dalam bersikap yaitu membenci dosa tetapi mengasihi orang berdosa dan menolong kaum transgender ini dengan pendampingan pastoral. Kata Kunci: LBGT; Trangender, Iman Kristen, Sikap Gereja, Mengasihi Sesama.