2019
DOI: 10.30595/jppm.v3i2.4560
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Penyuluhan dan Workshop Obat Nyamuk Sintetis dan Alami Sebagai Tindakan Pencegahan DBD

Abstract: Selama bulan Januari-Februari 2016, Jakarta Timur menduduki peringkat kedua dalam jumlah penderita DBD. Hal ini diperkirakan karena kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dan menjaga sanitasi. Hingga saat ini, masyarakat umum menggunakan obat pengusir nyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk. Namun penggunaan pengusir nyamuk sintetis dengan cara yang salah dan dalam jangka waktu lama dapat berdampak buruk terhadap kesehatan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk meningka… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 3 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Tumbuhan yang mempunyai bau tajam dan terasa hangat di tubuh. misalnya sereh wangi, biji pala, cengkeh, merica, sereh, jahe, andaliman, kencur, kecombrang, bahkan cabai, berkhasiat sebagai penghangat tubuh, pengurangan pegal linu, sakit gigi, perut kembung, masuk angin, sakit kepala, digigit nyamuk (13)(14)(15). Pembuatan sediaan krim penghangat tubuh alami mudah, tidak perlu modal besar dan alatnya sangat simpel, sehingga mudah diproduksi dan punya nilai ekonomi (16)(17)(18).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Tumbuhan yang mempunyai bau tajam dan terasa hangat di tubuh. misalnya sereh wangi, biji pala, cengkeh, merica, sereh, jahe, andaliman, kencur, kecombrang, bahkan cabai, berkhasiat sebagai penghangat tubuh, pengurangan pegal linu, sakit gigi, perut kembung, masuk angin, sakit kepala, digigit nyamuk (13)(14)(15). Pembuatan sediaan krim penghangat tubuh alami mudah, tidak perlu modal besar dan alatnya sangat simpel, sehingga mudah diproduksi dan punya nilai ekonomi (16)(17)(18).…”
Section: Pendahuluanunclassified