PT XYZ merupakan salah satu perusahaan pengelola kelapa sawit di area Sumatera. Proporsi terbesar bahan baku yang diolah berasal dari kebun inti. Sistem persediaan push system seperti ini mengakibatkan perusahaan melakukan produksi terus menerus, sehingga keandalan mesin menjadi sangat penting. Replenishment persediaan material & spare part yang mendukung aktivitas penggunaan mesin, tidak dapat dilakukan secara mendadak ketika dibutuhkan. Ketersediaan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan overstock yang berakitbat tingginya biaya simpan serta risiko penyimpanan produk bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan menghitung jumlah minimal dan jumlah maksimal persediaan material dan sapre part yang memiliki tingkat stockout tertinggi pada gudang material di PT XYZ. Perhitungan dilakukan dengan metode Minimum-Maximum Stock Level (MMSL) pada material oxygen isi ulang, oli turalik, baut mur ¾ x 3” baja, baut mur ¾ x 4” baja , kawat las RB 26 dia. 3,2 mm, dan kawat las LB 52 U dia. 3,2 mm. Dalam perhitungan MMSL, juga ditentukan penentuan jumlah pemesanan optimal menggunakan Economic Order Quantity (EOQ) basic. Hasil perhitungan menampilkan level minimum, level maksimum dan jumlah pemesanan optimal untuk keenam material. Hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan data aktual dan ditemukan bahwa tingkat ketidakpastian yang besar menyebabkan hasil pethitungan level minimum menjadi tinggi dan rentang antara level minimum-maksimum menjadi sempit. Salah satu aspek perhitungan adalah demand rate yang dikalkulasikan dengan membagi demand annual dengan jumlah hari kerja. Justifikasi seperti ini tidak sebaiknya digunakan pada data dengan fluktuasi yang tinggi. Sehingga, perhitungan Minimum-Maximum Stock Level (MMSL) dengan mangakomodir EOQ basic sebaiknya digunakan pada data dengan standar deviasi yang tidak terlalu besar.
Kata kunci: level minimum, level maksimum, safety stock, economic order quantity