Membusuknya karakter moral pemuda Indonesia merupakan dampak dari derasnya arus budaya asing yang masuk. Globalisasi mengakibatkan hilangnya batasan antar bangsa serta memudahkan masuknya kebudayaan, informasi, serta pengaruh negative dari Negara lain. Karakter pemuda yang seharusya berlandaskan pancasila, dan UUD sebagai jatidiri Indonesia, telah beralih dengan karakter hedonis, kapitalis, dan individualis. Pencak silat sebagai karya masyarakat Indonesia mampu menjadi wadah pembentukan karakter pemuda bangsa yang semestinya. Latihan pencak silat dengan unsur jasmani, rohani, serta spiritual yang disenergikan secara tepat, mampu menghasilkan individu pemuda berkarakter mulia. Penenelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan metodologi analisis induktif yang berlangsung selama proses penelitian. Informan kunci terdiri dari siswa, pelatih, dan alumni PSHT Komisariat UGM. Data yang didapatkan saat latihan rutin pencak silat. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan konten internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan karakter pemuda dapat melalui latihan pencak silat PSHT Komisariat UGM yang berlandaskan pada panca dasar, yaitu: persaudaraan, olahraga, beladiri, kesenian, dan kerohanian. Sedangkan karakter pemuda yang mampu dibentuk berupa: sopan santun, disiplin, berani, sederhana, cinta tanah air, serta berbakti kepada orangtua, negara dan agama. Konsep pembentukan karakter pemuda melalui pencak silat selaras dengan tujuan dari PSHT untuk ikutserta membentuk manusia berbudi pekerti luhur, mengerti benar dan salah, serta bertaqwa kepada Tuhan YME.