2020
DOI: 10.36341/psi.v3i2.1168
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Peran Self Disclosure terhadap Resiliensi pada Remaja di Panti Asuhan

Abstract: Remaja di panti asuhan dihadapkan pada berbagai resiko dan tekanan yang berdampak pada psikologisnya. Remaja yang mengalami tekanan cukup sulit untuk mengendalikan diri dari masalah yang terjadi disebabkan karena diusia remaja yang masih tergolong labil serta suasana hati yang mudah berubah-ubah. Resiliensi harus dimiliki oleh remaja di panti asuhan agar mereka mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self disclosure dengan resiliensi. Sampel da… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
5

Citation Types

0
0
0
13

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 10 publications
(13 citation statements)
references
References 3 publications
(6 reference statements)
0
0
0
13
Order By: Relevance
“…Panti asuhan diartikan sebagai sebuah lembaga kesejahteraan sosial yang memiliki tujuan memberikan bantuan kepada anakanak yang sudah tidak memiliki ayah atau ibu, maupun keduanya (Ester et al, 2020). Panti asuhan ialah tempat yang diperuntukkan bagi anak-anak yang tidak mempunyai orangtua karena telah meninggal dunia, mereka yang sengaja ataupun yang tidak sengaja ditinggal dan ditelantarkan oleh orangtuanya, maupun mereka yang sebenarnyaa masih mempunyai orangtua lengkap tetapi hidup dalam kekurangan finansial (Purwanti & Aulia, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Panti asuhan diartikan sebagai sebuah lembaga kesejahteraan sosial yang memiliki tujuan memberikan bantuan kepada anakanak yang sudah tidak memiliki ayah atau ibu, maupun keduanya (Ester et al, 2020). Panti asuhan ialah tempat yang diperuntukkan bagi anak-anak yang tidak mempunyai orangtua karena telah meninggal dunia, mereka yang sengaja ataupun yang tidak sengaja ditinggal dan ditelantarkan oleh orangtuanya, maupun mereka yang sebenarnyaa masih mempunyai orangtua lengkap tetapi hidup dalam kekurangan finansial (Purwanti & Aulia, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Bebarapa kesulitan yang dihadapi oleh remaja dalam mengatasi permasalahan dalam hidup dapat dipermudah dengan adanya resiliensi. Resiliensi sendiri bisa diartikan sebagai sebuah dorongan dari dalam diri untuk menguatkan motivasi seseorang untuk kembali berdiri tegak dalam menghadapi segala permasalahan yang terjadi (Ester et al, 2020). Resiliensi perlu dikembangkan karena memiliki manfaat bagi seorang individu sebagai upaya dalam menghadapi segala macam tantangan dan kesulitan dalam hidup (Purwanti & Aulia, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Diabetes Mellitus tipe II salah satu penyakit yang mematikan di Indonesia (Barus et al 2020;Dewi & Dalimunthe, 2019;Dewi & Alfita, 2015). Diabetes Mellitus tipe II adalah gangguan proses metabolisme diakibatkan dari mutasi pada banyak gen termasuk gangguan sekresi hormon insulin dapat terjadi pada sebagian penderita ketika sudah berusia diatas 40 tahun karena tingkat resiko yang tinggi sehingga penderita dapat lebih mudah terserang penyakit Diabetes Mellitus tipe II (Ester et al 2020;Gaol & Aziz, 2013;Mirza et al 2018;Silitonga et al 2020;Putra et al, 2020), walaupun besar kemungkinan bisa terjadi sebelum berusia 40 tahun. Diabetes Mellitus tipe II adalah kadar glukosa naik karena sel kehilangan kemampuan untuk menggunakan insulin yang di produksi tubuh (Atrizka et al 2022;Aziz & Ginting, 2011;Ester et al 2020;Mirza & Atrizka, 2020;Natalia & Atrizka, 2020;Oktariani et al 2020;Putra et al 2019;Silitonga et al 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Diabetes Mellitus tipe II adalah gangguan proses metabolisme diakibatkan dari mutasi pada banyak gen termasuk gangguan sekresi hormon insulin dapat terjadi pada sebagian penderita ketika sudah berusia diatas 40 tahun karena tingkat resiko yang tinggi sehingga penderita dapat lebih mudah terserang penyakit Diabetes Mellitus tipe II (Ester et al 2020;Gaol & Aziz, 2013;Mirza et al 2018;Silitonga et al 2020;Putra et al, 2020), walaupun besar kemungkinan bisa terjadi sebelum berusia 40 tahun. Diabetes Mellitus tipe II adalah kadar glukosa naik karena sel kehilangan kemampuan untuk menggunakan insulin yang di produksi tubuh (Atrizka et al 2022;Aziz & Ginting, 2011;Ester et al 2020;Mirza & Atrizka, 2020;Natalia & Atrizka, 2020;Oktariani et al 2020;Putra et al 2019;Silitonga et al 2020). Jika hal tersebut berlangsung dalam jangka panjang maka merusak bagian organ tubuh lainnya seperti terkena serangan jantung, stroke, ginjal, pembuluh darah, mata, syaraf, kulit, kaki dan sebagainya (Dewi, 2017;Dewi, 2018;Dalimunthe et al 2020;Saraswaty & Dewi, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pondok pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama di dalam asrama dan belajar dibawah bimbingan guru (Barus et al 2020;Dewi & Dalimunthe, 2019;Dewi & Alfita, 2015), yang lebih dikenal dengan istilah ustadz dan ustadzah (Ester et al 2020;Gaol & Aziz, 2013;Mirza et al 2018;Silitonga et al 2020;Putra et al, 2020). Asrama dibedakan antara laki-laki dan perempuan dan biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku (Atrizka et al 2022;Aziz & Ginting, 2011;Ester et al 2020;Mirza & Atrizka, 2020;Natalia & Atrizka, 2020;Oktariani et al 2020;Putra et al 2019;Silitonga et al 2020). Santri yang tinggal di Pondok Pesantren sendiri dapat difahami sebagai suatu wadah atau tempat pendidikan dan pengajaran di dalam proses pengajaranya menekankan pelajaran Agama Islam dan difasilitasi dengan asrama sebagai tempat tinggal santri bersama sama yang bersifat permanen (Qomar, 2006).…”
Section: Pendahuluanunclassified