<p><em>Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang</em><em> </em><em>mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.</em><em> </em><em>Konsep livable settlement merupakan suatu konsep tentang permukiman yang disesuaikan dengan aspek-aspek permukiman layak huni. Berdasarkan persepsi masyarakat, Kota Surakarta merupakan salah satu dari beberapa kota layak huni di Indonesia berdasarkan Most Liveable City Index (MLCI) Tahun 2017. </em><em>F</em><em>akta </em><em>di </em><em>lapanga</em><em>n</em><em> menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan di</em><em> </em><em>dalam permukiman khususnya kawasan perkotaan Kota Surakarta. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis tingkat kesesuaian dari permukiman Kota Surakarta berdasarkan aspek-aspek livable settlement. </em><em>M</em><em>etode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode teknik analisis skoring dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permukiman Kota Surakarta mendekati sesuai dengan konsep livable settlement dengan skor sebesar 6</em><em>8</em><em>,</em><em>7</em><em>5%. Komponen permukiman yang sudah sesuai dengan indikator layak huni di</em><em> </em><em>antaranya: kondisi bangunan, jalan lingkungan, air bersih, persampahan,</em><em> pengelolaan air limbah,</em><em> pengamanan bahaya kebakaran, kepadatan bangunan yang tidak tinggi, biaya hidup yang terjangkau, ketersediaan transportasi umum, aksesibilitas, dan tarif transportasi umum.</em><em> Untuk k</em><em>omponen permukiman yang belum sesuai dengan indi</em><em>k</em><em>ator layak huni di</em><em> </em><em>antaranya: luas bangunan, ketersediaan ruang terbuka hijau publik, fungsionalitas ruang terbuka hijau publik, drainase lingkungan</em><em>,</em><em> dan jalur pedestrian yang belum aman</em>.<em></em></p>