2016
DOI: 10.22146/jpsi.22856
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Peranan Kepuasan Kebutuhan Dasar Psikologis dan Orientasi Tujuan Mastery Approach terhadap Belajar Berdasar Regulasi Diri

Abstract: Abstract. This research aims at empirically examining the role of basic psychological need satisfaction and mastery approach goal orientation toward the self-regulated learning of the university students. The subject of this research consisted of 240 students the third, the fifth, and the seventh semester students of the faculty of education and teaching at the State Islamic University Makassar derived from eight departments. The sample taken by using multi stage cluster random sampling tecnique. The research … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
4

Year Published

2017
2017
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(5 citation statements)
references
References 24 publications
0
1
0
4
Order By: Relevance
“…Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, tbeberapa penlitian telah membahas mengenai kebutuhan kebutuhan dasar manusia maupun kebutuhan lain (Lusianti, 2013;Massie & Kandou, 2013;Muchtar, 2017;Muryanto, 2016;Rama, 2017;Siska, 2015;Sukwadi, 2013;Supriyanto, 2012;Tekeng & Alsa, 2016) serta telah dilakukan penelitian dalam meninjau menggunakan perspektif pendidikan islam (Aslan, 2017;Faturrahman, 2016;Hidayati, 2016;Muspiroh, 2016;Najahah, 2016;Qodir, 2014;Ridlwan, 2013;Rifai, 2016;Sukring, 2016;Zainuddin, 2015) Menjaga jiwa juga termasuk dalam dharûriyatul-khamsi, dan agama tidak akan bisa tegak, kalau tidak ada jiwa-jiwa yang mampu menegakkannya. jika kita ingin mencoba menegakkan din, artinya, kita harus mampu menjaga jiwa-jiwa yang ingin menegakkan agama ini.…”
unclassified
“…Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, tbeberapa penlitian telah membahas mengenai kebutuhan kebutuhan dasar manusia maupun kebutuhan lain (Lusianti, 2013;Massie & Kandou, 2013;Muchtar, 2017;Muryanto, 2016;Rama, 2017;Siska, 2015;Sukwadi, 2013;Supriyanto, 2012;Tekeng & Alsa, 2016) serta telah dilakukan penelitian dalam meninjau menggunakan perspektif pendidikan islam (Aslan, 2017;Faturrahman, 2016;Hidayati, 2016;Muspiroh, 2016;Najahah, 2016;Qodir, 2014;Ridlwan, 2013;Rifai, 2016;Sukring, 2016;Zainuddin, 2015) Menjaga jiwa juga termasuk dalam dharûriyatul-khamsi, dan agama tidak akan bisa tegak, kalau tidak ada jiwa-jiwa yang mampu menegakkannya. jika kita ingin mencoba menegakkan din, artinya, kita harus mampu menjaga jiwa-jiwa yang ingin menegakkan agama ini.…”
unclassified
“…The psychological need for self (self) is related to competence and autonomy. Competence is defined as an inherent desire for individuals to feel effective in interacting with their environment reflecting the need to train abilities and seek optimal challenges (Reeve & Sickenius in Tekeng, 2015). This competence needs to be related to the individual's belief to perform certain actions or behaviors efficiently and effectively.…”
Section: Findings and Discussionmentioning
confidence: 99%
“…Ketika tidak bisa memiliki pengalaman yang sama, muncul perasaan negatif seperti ketakutan yang menyebabkan menurunnya kesejahteraan subjektif yang dikenal sebagai fear of missing out (FOMO). Fear of missing out menurut Przybylski, dkk (2013) terjadi akibat kebutuhan dasar psikologis seseorang tidak terpenuhi, kebutuhan tersebut adalah kebutuhan psikologi relatedness, kebutuhan untuk memiliki perasaan saling terhubung, dekat bersama orang lain, mendapatkan perhatian yang positif, dan diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan sosial dan merasa layak untuk disayangi dan dihargai (Przybylski dkk., 2013;Tekeng & Alsa, 2016), dan kebutuhan self, kemampuan individu untuk berperilaku efektif dan dalam lingkungan dan mengatur atau melakukan inisiasi terhadap dirinya sendiri serta bebas untuk mengintegrasikan tindakan yang dilakukan tidak dikontrol oleh orang lain. Jika tidak terpenuhi, maka menjadikan seseorang untuk terus ingin terhubung dengan media sosial dan mampu menurunkan kepuasan terhadap hidup.…”
Section: Pendahuluanunclassified