Transformative learning merupakan proses membangun daya kritis peserta terhadap pengetahuan dan pemahaman mereka tentang perspektif yang berbeda (Bergersen & Muleya, 2019). Pembelajaran transformatif memiliki dua fokus dasar yaitu pembelajaran instrumental dan pembelajaran komunikatif. Pembelajaran instrumental berfokus pada pemecahan masalah berorientasi tugas, dan evaluasi hubungan sebab dan akibat. Sementara pembelajaran komunikatif berfokus pada bagaimana orang mengomunikasikan perasaan, kebutuhan, dan keinginan mereka. Kedua elemen ini penting dalam pembelajaran transformative, peserta pelatihan harus mampu berfokus pada jenis pemahaman mereka yang berbeda dan melihat perspektif baru yang logis dan emosional untuk menantang pemahaman mereka sebelumnya (Mezirow, 1991). Tujuan proses transformasi juga agar peserta memahami secara ilmiah fenomena yang dialaminya sendiri (Mezirow, 1991). Pemahaman saintifik menjadi tujuan utama pembelajaran, khususnya konsep pembelajaran transformatif, bahwa konsep ini mampu mengembangkan karakter, jati diri dan model mental peserta dalam pembelajaran (Mezirow, 1991; Rahmawati, 2018; Rahmawati & Ridwan, 2017). Proses pengembangan ini tentunya menjadikan potensi, karakter dan gaya belajar sebagai dasar proses transformasi tersebut (Bergersen & Muleya, 2019; Paredes, 2018).