2020
DOI: 10.24912/jitiuntar.v8i1.8268
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Perancangan Alat Bantu Kerja Berdasarkan Analisis Ergonomi Postur Kerja Dan Keluhan Biomekanik Tenaga Mekanik Motor Di Sebuah Bengkel Motor Di Tangerang

Abstract: Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh manusia hendaknya dalam kondisi nyaman, aman, efektif dan produktif dan selamat. Pekerjaan di sebuah bengkel service motor merupakan pekerjaan fisik dan mental. Di dalam menjalankan tugasnya, tenaga mekanik  mengambil berbagai postur kerja, karena sarana bantu kerja di tempat kerja kurang memadai, maka tenaga mekanik memaksakan tubuhnya untuk mengambil postur yang tidak ergonomis. Postur tidak ergonomis mengakibatkan keluhan pada otot rangka dan bila dilaksanakan dalam jang… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 6 publications
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Oleh karena itu, metode ini dapat berguna untuk melakukan pencegahan risiko dan dapat digunakan sebagai peringatan bahwa terjadi kondisi kerja yang tidak tepat ditempat kerja [9]. Metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja [10]. Metode Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) merupakan salah satu metode penilaian ergonomi untuk menganalisis paparan yang terjadi dalam melakukan pekerjaan yang melibatkan 6 faktor fisik (Postur kerja, kontak stress, pengulangan tugas, tingkat kekuatan, tingkat getaran, dan durasi waktu) dan 5 bagian tubuh postur kerja (bahu, pergelangan tangan, punggung, leher, dan kaki) yang berisiko terjadinya keluhan MSDs [11].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Oleh karena itu, metode ini dapat berguna untuk melakukan pencegahan risiko dan dapat digunakan sebagai peringatan bahwa terjadi kondisi kerja yang tidak tepat ditempat kerja [9]. Metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja [10]. Metode Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) merupakan salah satu metode penilaian ergonomi untuk menganalisis paparan yang terjadi dalam melakukan pekerjaan yang melibatkan 6 faktor fisik (Postur kerja, kontak stress, pengulangan tugas, tingkat kekuatan, tingkat getaran, dan durasi waktu) dan 5 bagian tubuh postur kerja (bahu, pergelangan tangan, punggung, leher, dan kaki) yang berisiko terjadinya keluhan MSDs [11].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Selanjutnya posisi kedua kaki yang menahan tubuh dengan membentuk sudut kerja 45°, pekerja mengaku jika terlalu lama dalam melakukan pekerjaan maka akan terasa otot kaki tegang pada paha dan betis pekerja. Keluhan yang dirasakan pekerja saat melakukan pekerjaan harus segera di atas dengan menggunakan alat yang ergonomis untuk mengurangi keluhan pada otot skeletal pekerja (Sukania, 2020). Jika pekerja nyaman dalam bekerja akan mempercepat waktu pekerjaan, untuk itu perlu adanya perbaikan ergonomic dalam sistem kerja sehingga menjadi ergonomis dan sesuai standar postur kerja.…”
Section: Gambar 1 Postur Kerja Grupunclassified
“…Mencari tahu apakah postur kerja mereka aman dalam metode REBA (Sukania, 2020), sebagai berikut: a. Tahap pertama ini merupakan tahap pengambilan awal untuk pengangkatan karung menuju titik penyimpanan. Hasil kode REBA pada tahap pertama sebagai berikut:…”
Section: Penilaian Postur Kerja Dengan Metode Rebaunclassified