Perancangan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Sebagai Pranata Budaya Kerja

Abstract

This study is to describe comprehensively the design of vocational high school curriculum as a work culture institution. The results of the study five things. First, the important content of work culture values for vocational school students. Second, curriculum developers are encouraged to modify the work culture, which leads to the values of hard work, work ethic, discipline, responsibility, creativity, cooperation, morality, to ethical and aesthetic standards. Third, curriculum developers are encouraged to redefine the essence of industrial work practices carried out by students. Fourth, the growth of work culture in schools is designed with shared commitment through systems, structures, regulations, and daily practices. Fifth, strengthening the work culture can be implemented in two ways, namely internalizing the values of work culture and creating a friendly school environment with a work culture. Study it conclude that the design of the vocational high school curriculum must generate students with capability in transforming moral and performance-based work culture institutions.

Desain Kurikulum SMK Negeri 8 Malang sebagai Lembaga Pembelajaran Karakter Disiplin Budaya Kerja (Studi Fenomenologi)

“…Pendidikan sekolah vokasi diharapkan dapat memenuhi dua isu strategis, yaitu sebagai penghasil tenaga kerja terampil yang mempengaruhi lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi serta dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri (dunia kerja) (Hiniker & Putnam, 2009;King & Palmer, 2010;Sonhadji, 2012;Stapa dkk, 2015). Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh sekolah vokasi adalah penyusunan kurikulum pendidikan sekolah vokasi untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, kompetensi, dan budaya kerja (Sutjipto, 2019). Kualifikasi pendidikan kejuruan di Australia dirancang untuk membekali siswa dengan keterampilan, pengetahuan, dan atribut yang dibutuhkan di dunia kerja (Tran, 2013).…”

“…Namun faktanya angka pengangguran mengalami peningkatan sebesar 9,27% karena tenaga kerja lulusan SMK belum mampu terserap secara optimal oleh dunia kerja (Sutjipto, 2019). Namun prestasi siswa SMK Negeri 8 Malang ini masih tergolong baik, hal ini terlihat dari banyaknya lulusan SMK Negeri 8 Malang yang mendapatkan beasiswa studi ke luar negeri dan banyaknya alumni yang berkesempatan bekerja setelah lulus dari SMK Negeri 8 Malang, beberapa DU/DI terkemuka di Indonesia setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan 8 Malang.…”

“…Kelas Isi kurikulum SMK diharapkan dapat membekali siswa agar siap bekerja dan mengasah produktivitas, kreativitas, inovasi, penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi dengan budaya kerja. Dengan adanya muatan kurikulum SMK yang dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi tuntutan DU/DI, maka dapat menjamin bahwa lulusan SMK yang jumlahnya lebih banyak dapat langsung terserap ke dunia kerja baik oleh dunia kerja Pembina maupun industri lainnya ( Sutjipto, 2019;Kogan & Unt, 2008;Deissinger, 2015). Dengan demikian, keberhasilan dinamika desain kurikulum sangat bergantung pada perkembangan dan kebutuhan dunia kerja.…”

Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Kultur Sekolah di SD Negeri 5 Mendo Barat

“…Kepala sekolah beserta peserta didiknya harus memiliki semngat kepedulian yang tinggi pada apa yang peserta didik harapkan. Mereka bisa merencang kebijakan tentang bagaimana bergerak, bagaimana sebuah nilai-nilai budaya kerja dikuatkan disekolah (Sutjipto, 2019).…”

Prototype of Science Literacy Instruments on the Competence of Construction and Property Technology Expertise

“…In addition, to improve language skills, scientific literacy is also closely related to the functional use of technology [10], [11] and to give attention to the living environment [12], [13]. Such an important coverage considering the focus of SMK focused on the applied domain, functional [14], [15] Moreover, there are not many researchers who pay particular attention to the science literacy of this vocational field.…”