2017
DOI: 10.32487/jst.v3i2.262
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Perbandingan Metode Pemekatan Kuderna Danish dan Rotary Evaporator dalam Penentuan Total Petroleum Hydrocarbon(TPH) Secara Kromatografi Gas

Abstract: Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluarga besar senyawa kimia yang berasal dari minyak mentah. Metode pemekatan awal yang digunakan untuk analisis TPH adalah Kuderna Danish evaporator, yang kemudian mengalami modifikasi sehingga pemekatan dapat pula dilakukan dengan rotary evaporator. Metode percobaan pada penetapan TPH secara kromatografi gas terdiri dari preparasi, pengujian, dan pengolahan data. Parameter verifikasi yang diuji antara lain linearitas, presis… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 5 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Chiller yang terhubung dengan alat rotary evaporator secara konvensional dapat menggunakan ember, terhubung dengan pompa dan untuk menstabilkan suhu menggunakan air es, namun hal tersebut membuat proses evaporasi tidak efisien dan membuat kegiatan di laboratorium menjadi terbatas. Hal tersebut dikarenakan petugas laboratorium bolak balik harus mengganti air es agar kondensor dapat bekerja secara optimal menangkap dan mendinginkan uap menjadi suatu pelarut [14].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Chiller yang terhubung dengan alat rotary evaporator secara konvensional dapat menggunakan ember, terhubung dengan pompa dan untuk menstabilkan suhu menggunakan air es, namun hal tersebut membuat proses evaporasi tidak efisien dan membuat kegiatan di laboratorium menjadi terbatas. Hal tersebut dikarenakan petugas laboratorium bolak balik harus mengganti air es agar kondensor dapat bekerja secara optimal menangkap dan mendinginkan uap menjadi suatu pelarut [14].…”
Section: Pendahuluanunclassified