Perbandingan Pendapatan Petani Kopra Jemur Dan Kopra Asap (Studi Kasus Desa Paslaten Satu Kecamatan Tatapaan)

Siloto, Neprianus; Wangke, Welson M.; Katiandagho, Theodora M.

doi:10.35791/agrsosek.13.2a.2017.17058

Cited by 3 publications

(3 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Kopra atau daging buah kelapa merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa mentah (CCO) maupun produk turunan lainnya. Untuk membuat kopra yang baik diperlukan kelapa yang telah berumur sekitar 30 hari dan memiliki berat sekitar 3 -4 kg (Siloto, 2017). Kopra merupakan salah satu produk hasil olahan dari bahan baku kelapa, yang banyak diusahakan oleh masyarakat Indonesia.…”

Section: Analisis Kelayakan Usaha Kopra Putih DI Kecamatan Toariunclassified

Analisis Kelayakan Usaha Kopra Putih Di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka

Umami,

Masitah,

Nursalam

2023

wiratani

View full text Add to dashboard Cite

Di Indonesia kelapa diolah menjadi produk setengah jadi, yang akan diolah kembali menjadi berbagai produk seperti minyak kelapa. Indonesia merupakan negara produsen kopra terbesar kedua di dunia, namun pertumbuhan volume ekspor kopra Indonesia cenderung menurun. Kabupaten kolaka merupakan daerah yang sebagian besar masyarakatnya merupakan petani perkebunan kelapa. Kecamatan Toari mengolah dua jenis kopra yaitu kopra putih (jemur), dan kopra hitam (pengasapan). Kopra putih pengolahanya dengan proses penjemuran di bawah sinar matahari langsung. Penelitian ini bertujuan untuk 1) untuk mengetahui berapa besar pendapatan usaha kopra putih di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka, 2) untuk mengetahui kelayakan usaha kopra putih di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif, sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer yang di peroleh langsung dari responden dan data sekunder yang di peroleh dari instansi-instansi yang terkait dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan yaitu analisis pendapatan dan analisis kelayakan. Hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa: 1) besar pendapatan usaha kopra putih di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka yaitu Rp. 4.330.167. 2) dalam analisis kelayakan usaha di ketahui bahwa R/C Ratio pada pengolah kopra putih sebesar 1,43. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa usaha kopra putih efisien secara biaya dan layak diusahakan karena hasil analisisnya R/C >1.

show abstract

Section: Analisis Kelayakan Usaha Kopra Putih DI Kecamatan Toariunclassified

Analisis Kelayakan Usaha Kopra Putih Di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka

Umami,

Masitah,

Nursalam

2023

wiratani

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Hal tersebut sangat memungkinkan karena proses produksi kopra dari tanaman kelapa dapat dilakukan dalam lingkup usaha mikro dengan peralatan dan perlengkapan yang mudah diperoleh, mengingat dari aspek kebutuhan akan kopra sangat dibutuhkan industri seperti minyak nabati dan kebutuhan rumah tangga. [6].…”

Section: Pendahuluanunclassified

Sistem Pengontrol Suhu Pada Alat Pengering Kopra Dengan Metode PID

Anton

Joi

Syafriwandi

2019

EJI

View full text Add to dashboard Cite

Rancang bangun alat pengering kopra merupakan salah satu proses dalam pengolahan kopra menjadi minyak. Sehingga dibutuhkan sebuah alat pengering otomatis. Pada dasarnya alat pengering ini adalah sebuah alat pemanas yang sistem kerjanya berdasarkan setpoint yang telah diberikan. Parameter pendeteksian suhunya menggunakan sensor DHT11 dan tingkat kelembabannya dideteksi menggunakan sensor DHT11 kemudian data suhu dan kelembabannya akan ditampilkan pada LCD display.Dengan menggunakan kontrol proportional, proportional-integral dan proportional-derivative terjadi ketidakstabilan sistem sehingga digunakanlah pengontrolan secara bersamaan dengan proportional-integral-derivative. Semua instruksi untuk menjalankan alat ini terdapat pada mikrokontroller Arduino uno dengan metoda PID sebagai pengendali utama. Parameter yang didapatkan untuk pengendalian PID adalah Kp = 24.936 Ti = 60 dan Td = 15. Sumber panasnya dihasilkan oleh elemen pemanas (Heater) untuk menghantarkan energi panas tersebut terhadap kopra yang ada dalam box pengeringan. Sensor DHT11 akan mendeteksi suhu ruangan pada box pengeringan.Sensor DHT11 dapat mengukur suhu alat pengering dengan tingkat ketelitian hampir mirip dengan alat ukur suhu thermometer, berdasarkan pengujian rata-rata error yang didapat sebesar 1.42%. Untuk mencapai kelembaban 7% di dalam alat pengering ini dibutuhkan waktu pengeringan selama 690 menit.

show abstract

“…Penelitian mengenai kopra telah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut lebih menekankan kontribusi petani terhadap pendapatan usahatani dalam ekonomi rumah tangga petani, pendapatan, perbandingan pendapatan kopra jemur dan asap serta efisiensi pemasaran kopra (Listiani et al, 2019;Sukmayanto et al, 2022;Sholeh et al, 2021;Wulandari, 2018;Nurwahida et al, 2021;Siloto et al, 2017;Ramadhan et al, 2022) Akan tetapi, penelitian mengenai pendapatan dan kelayakan usahatani kopra masih jarang dilakukan. Dalam penelitian ini lebih menekankan usaha kopra sebagai alternatif usaha sampingan bagi masyarakat penambang, petani dan masyarakat umum di Desa Tulabolo Barat.…”

unclassified

Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Kopra di Desa Tulabolo Barat Kecamatan Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango

Moha,

Halid,

Aisyah R

2024

J. Ilm. Membangun Desa Pertanian

View full text Add to dashboard Cite

Most farmers in West Tulabolo Village, located in East Suwawa District, carry out extensive coconut cultivation. Farmers obtain coconut in granular form. Usually, coconut farmers who live in West Tulabolo Village sell copra as the primary means of commercialising their coconut products. The main objective of this research is to determine the income and feasibility of the copra industry in West Tulabolo Village, located in East Suwawa District, Bone Bolango Regency. The research location was deliberately chosen because the potential for coconut cultivation is quite significant. The research was carried out from March to June 2023. The population in this study consisted of a sample of 15 farmers selected using a saturated sampling technique, which included the entire copra farming community. This research uses primary and secondary data sources. This research uses a quantitative descriptive methodology to analyse the data. Research findings reveal an average total cost of IDR. 4,127,127 per harvest, which is the total revenue of IDR9,772,500 per harvest, and a total income of IDR5,645,373 per harvest. The calculated R/C value is 2.36, while the B/C value is 1.36. Therefore, it can be said that the copra business in West Tulabolo Village shows that it is feasible to continue, as evidenced by the R/C and B/C ratios exceeding 1.

show abstract

Perbandingan Pendapatan Petani Kopra Jemur Dan Kopra Asap (Studi Kasus Desa Paslaten Satu Kecamatan Tatapaan)

Cited by 3 publications

References 0 publications

Analisis Kelayakan Usaha Kopra Putih Di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka

Analisis Kelayakan Usaha Kopra Putih Di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka

Sistem Pengontrol Suhu Pada Alat Pengering Kopra Dengan Metode PID

Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Kopra di Desa Tulabolo Barat Kecamatan Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango

Contact Info

Product

Resources

About