2017
DOI: 10.20884/1.ki.2017.9.02.542
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATRAKTAN LARUTAN FERMENTASI GULA-RAGI DAN AIR RENDAMAN CABAI MERAH (Capsicum Annum) TERHADAP JUMLAH TELUR Aedes Sp. YANG TERPERANGKAP

Abstract: Oviposition trap (Ovitrap) is one of the Aedes sp mosquito controlling method without insectide. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the use of attractant solution of yeast- sugar and water soaking red chilii to the number of trapped eggs of Aedes sp. Type of this research was experimental study. The subject of this research were all the eggs were trapped on ovitrap, while the research unit was a group of houses, building / construction in the research area which consisted of 15 ho… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
0
5

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(6 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
5
Order By: Relevance
“…Jumlah telur yang banyak terdapat pada atraktan air rendaman kulit jagung dapat dipengaruhi oleh banyaknya nyamuk betina yang datang dan terstimulasi untuk bertelur pada media tersebut sehingga air rendaman kulit jagung dapat dianggap sebagai atraktan oviposisi. Integrasi sensor penglihatan dan penciuman pada serangga umumnya berperan dalam pemilihan media peletakan telur, akan tetapi respon terhadap bau (penciuman) berperan lebih besar 18 . Berdasarkan observasi langsung pada air rendaman kulit jagung yang digunakan pada penelitian ini, terdapat perbedaan antara larutan kontrol dengan atraktan berupa kepekatan warna dan aroma yang dihasilkan.…”
Section: Jumlah Telur Nyamuk Rata-rata Selama 7 Hariunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Jumlah telur yang banyak terdapat pada atraktan air rendaman kulit jagung dapat dipengaruhi oleh banyaknya nyamuk betina yang datang dan terstimulasi untuk bertelur pada media tersebut sehingga air rendaman kulit jagung dapat dianggap sebagai atraktan oviposisi. Integrasi sensor penglihatan dan penciuman pada serangga umumnya berperan dalam pemilihan media peletakan telur, akan tetapi respon terhadap bau (penciuman) berperan lebih besar 18 . Berdasarkan observasi langsung pada air rendaman kulit jagung yang digunakan pada penelitian ini, terdapat perbedaan antara larutan kontrol dengan atraktan berupa kepekatan warna dan aroma yang dihasilkan.…”
Section: Jumlah Telur Nyamuk Rata-rata Selama 7 Hariunclassified
“…"Nyamuk atau serangga pada umumnya dilengkapi dengan organ sensoris. Salah satunya adalah organ olfactory (penciuman) yang dimiliki nyamuk berbentuk sensilla (rambut) yang tersebar diseluruh permukaan tubuhnya tetapi yang paling banyak sensilla ini terdapat pada antena nyamuk,organ ini sangat peka terhadap bau 18 . Bau busuk pada air rendaman kulit jagung dihasilkan oleh proses metabolisme yang menghasilkan zat berupa CO2.…”
Section: Jumlah Telur Nyamuk Rata-rata Selama 7 Hariunclassified
“…Nyamuk Aedes aegypti sebelum melakukan oviposisi akan melihat terlebih dahulu ada tidaknya arva dan telur pada kontainer. Banyaknya larva akan membuat kompetisi spesies meningkat sehingga nyamuk Aedes aegypti akan lebih memilih kontainer dengan sedikit larva (Day, 2016) (Sari et al,2017).…”
Section: Pengaruh Paramater Fisika Dan Kimia Terhadap Perolehan Telur...unclassified
“…15,[22][23][24] Umumnya atraktan dibuat dari campuran bahan alami (jerami, fermentasi gula dan ragi, maupun bahan alami lainnya). 21,25 Pada penelitian ini digunakan rendaman jerami tanaman alang-alang sebagai bahan atraktan. Tanaman alang-alang mudah ditemukan di sekitar masyarakat karena terdapat hampir di setiap wilayah di Indonesia sehingga cocok untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan atraktan.…”
Section: Pembahasanunclassified