This study aims to explore the role of the psychological and emotional attachments of Civil Servants in strengthening the dimensions of the public ethical work climate in an effort to increase the perceived obligations to help achieve the goals of a public organization. Therefore, this study tries to answer the research question about whether affective commitment is able to strengthen the effects of each dimension of the ethical work climate on increasing feelings of duty of employees, and which of these dimensions is most dominant in giving the greatest effect indirectly on the feeling of obligation through commitment employee affective. A total of 42 civil servants who worked in the West Java Provincial Government office were respondents in this study. The collected data were analyzed using a structural equation model based on Partial Least Square. The research findings reveal that all dimensions of the ethical work climate have an important meaning in shaping the emotional attachment of employees to their organizations, especially the greatest impact produced by rules and codes. The interesting thing that was revealed was that the results of the study confirm that the emotional attachment of employees can have a huge impact on increasing the feeling of obligation to the organization. An important implication for public organizations is how to strengthen the dimensions of an ethical work climate that not only departs from the rules alone.Abstrak JIBEKA Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia ISSN 2620-875X (Online) ISSN 0126-1258 (Print) https://www.jurnal.stie.asia.ac.id
|JIBEKAHal. [16][17][18][19][20][21][22][23][24][25][26][27][28][29] Vol. 12, No. 2, Agustus 2018 organisasi. Implikasi penting bagi organisasi publik adalah bagaimana memperkuat dimensi iklim kerja etis yang tidak hanya berangkat dari aturan semata.Kata Kunci: Iklim Kerja Etis, Komitmen Afektif, Perasaan Berkewajiban
I. PendahuluanPada dasarnya fungsi etika pada pengembangan organisasi tidak hanya berfokus pada perilaku individu dalam bekerja, tetapi juga dalam hal lainnya seperti perilaku pengambilan keputusan (Wyld dan Jones, 2007). Sejauh mana pemerintah yang bersifat demokratis dapat memenuhi tujuan melayani rakyat dan meningkatkan kesejahteraan umum sebagian besar sangat bergantung pada sikap dan perilaku dari pegawai publik (Raile, 2012). Oleh karena itu dengan mengeksplorasi iklim etika di ranah organisasi pemerintah akan membantu administrator maupun pembuat kebijakan dalam memahami sifat perilaku etis dalam pengaturan organisasi publik dan bagaimana kondisi ini dapat mempengaruhi pelaksanaan kebijakan publik dan berikut sikap dan perilaku individu (Rasmussen et al., 2003).Fokus kepada etika sektor publik dipandang sebagai reaksi atas tren baru dari manajemen publik (Stensota, 2010). Hal ini membawa perdebatan kepada peningkatan perhatian atas bagaimana karakter dalam etika publik harus dijelaskan dengan baik. Karakter etika publik menjadi sensitif ketika diarahkan kepada model kontemporer dari administrasi kesejahteraan dan fokus kepad...