“…Parameter yang diamati dari data terebut adalah level penggunaan dedak padi, jenis hijauan yang digunakan, proporsi konsentrat dan hijauan dalam ransum terhadap rataan pertambahan bobot badan domba. (Purbowati et al, 2009), dedak padi, premix, minyak sawit, urea dan molases (Lestianto, 2010), dedak padi, bungkil inti sawit, kulit buah kakao, onggok, tepung daun singkong, molases, garam, mineral dan urea Ginting et al, 2013), dedak padi (Munir & Kardiyanto, 2015), dedak halus, proaminosin, bungkil sawit, onggok, wheat pollard, bungkil kedele, bungkil kopra, kulit coklat, tepung ubi, garam, urea, mineral, kapur, gaplek, kulit, dan kopi (Supratman et al, 2016), bungkil kedele, bungkil kelapa, jagung, dedak padi, pollard, molases onggok dan mineral mix (Hernaman et al, 2018), batang pisang (Musa paradisiaca), dedak padi halus, pollard, molasses atau tetes tebu, garam dan EM4 (Zulkarnain et al, 2019), ampas kecap, dedak padi, onggok, bungkil kelapa dan premiks (Rochana et al, 2020), dedak padi (Putra & Entat, 2020), dedak padi (Riyanti et al, 2022), dedak padi (Prayitno et al, 2022).…”