Penurunan produksi madu menyebabkan ketidakpastian pendapatan pada peternak lebah Tetragonula biroi di Kabupaten Konawe Selatan, dan keuntungan serta kelayakan usaha lebah belum diketahui oleh peternak. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluaasi kelayakan finansial usaha lebah Tetragonula biroi di Kabupaten Konawe Selatan. Purposive sampling digunakan sebagai metode pengambilan sampel. Peternak kemudian dibagi ke dalam strata berdasarkan kepemilikan kotak lebah, yaitu strata I, II, dan III. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan parameter kelayakan finansial usaha yaitu Net Present Value (NPV), B/C Ratio, Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), analisis titik impas serta analisis sensitivitas. Usaha lebah peternak pada strata I diketahui belum layak untuk diusahakan karena memiliki nilai lebih kecil dari parameter kelayakan finansial yang ditentukan. Strata II dan strata III dinyatakan layak diusahakan berdasarkan parameter kelayakan finansial. Seluruh peternak pada strata I, II dan III diketahui sudah mencapai titik impas untuk produksi madu. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha pada strata II dan III masih layak diusahakan meskipun mengalami resiko penurunan produksi. Sementara pada strata I, diketahui belum layak untuk diusahakan bila terjadi penurunan produksi, namun bila terjadi kenaikan harga jual, strata I, II dan III layak untuk diusahakan.