Perilaku Bullying Mahasiswa Kesehatan

Wardani, Lingga Kusuma; Fajriansyah, Fajriansyah

doi:10.30994/jnp.v1i1.18

Cited by 7 publications

(11 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…However, in reality there are still students involved as perpetrators of bullying. It is because the transition of adolescence to adults, students often try a variety of new things that are positive or negative (Wardani and Fajriansyah, 2017). Meanwhile, Putri and Silalahi (2017) in their research stated that students become perpetrators of bullying because they have difficulty to build friendships, difficult to control emotions, having a behavior problems and lack of academic performance.…”

Section: Students and Bullyingmentioning

confidence: 99%

Student Perceptions of Bullying

al.¹

2021

pae

View full text Add to dashboard Cite

Students have faced or done unusual things one of which is the act of bullying. As individuals who are in the early adult group, students should already have a correct and precise understanding of bullying. However, there are still many bullying incidents that occur among students. This research is quantitative research with descriptive approach. The respondents were new students in the academic year 2020/2021 at one of the universities in Jakarta which has 513 students. The collection method uses Likert scale model which is distributed through google form. Data analysis was carried out using percentiles to describe the categories of perceptions that new students have of bullying. Based on hypothetical data (89,3%) and empirical (50,49%) indicates that the majority of new students have a neutral perceptions of bullying. That means the majority of new students give inconsistent assessments of aggressive behaviors repeated by individuals or groups against weak individuals. The next conclusion based on hypothetical data (0%) and empirical (28,65%) shows that there are still new students who have a bad perception of bullying or it can be interpreted that there are still students who are wrong in making judgment against bullying.

show abstract

Section: Students and Bullyingmentioning

confidence: 99%

Student Perceptions of Bullying

al.¹

2021

pae

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Keluarga adalah tempat untuk anak-anak belajar berperilaku dan membangun hubungan. Penelitian yang dilakukan oleh Wardani & Fajriansyah (2017) berpendapat bullying dapat dipengaruhi oleh fungsi keluarga dan dukungan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang kekurangan dukungan orangtua, seperti penyelesaian masalah, kurangnya komunikasi, dan kurangnya dorongan atau pemberian semangat, membuat remaja tersebut cenderung melakukan bullying di sekolah, tidak seperti remaja yang menerima dukungan sosial dari orang tuanya, mereka dapat menghindar untuk melakukan bullying.…”

Section: Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Perilaku Bullying Pada Remajunclassified

Hubungan Fungsi Keluarga dan Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Bullying pada Remaja di SMAN 5 Depok

Ratnawati¹

2020

BMJ

View full text Add to dashboard Cite

Fenomena bullying dilingkungan remaja kembali menjadi pusat perhatian publik. Bullying merupakan penyalahgunaan kekuasaan yang senantiasa dilakukan oleh seorang anak atau lebih dengan tujuan melukai perasaan/ membuat tertekan yang bisa dilakukan secara berkali-kali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi keluarga dan peran teman sebaya dengan perilaku bullying pada remaja di SMAN 5 Depok. Penelitian menggunakan uji Chi Square dengan pendekatan deskriptif analitik cross sectional, sampel berjumlah 167 remaja dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified random sampling. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan positif antara fungsi keluarga dengan perilaku bullying pada remaja di SMAN 5 depok didapatkan p value 0,030 dengan OR = 2,078, ini artinya fungsi keluarga kurang baik memiliki peluang 2,078 kali untuk positif melakukan perilaku bullying. Selain itu, ada hubungan positif antara peran teman sebaya dengan perilaku bullying pada remaja didapatkan p value = 0,008 dengan OR = 2,430, ini artinya peran teman sebaya kurang baik memiliki peluang 2,430 kali untuk positif melakukan perilaku bullying. Peneliti menyarankan remaja supaya lebih menghargai sesama teman, dengan cara tidak menyakiti atau mengejek teman yang lain dan menjauhi bentuk Bullying fisik, psikologis, verbal maupun cyberbullying.

show abstract

“…Perilaku bullying pada anak disebabkan kerena dua faktor yaitu faktor internal (dalam) dan factor eksternal (luar). Faktor internal sendiri dapat terjadi karena harga diri anak, pemahaman moral anak yang rendah sedangkan faktor eksternal dapat terjadi karena sikap orang tua atau keluarga yang terlalu memanjakan anak, sikap terlalu tegas atau kaku yang dimiliki orang tua dan tayangan televisi (Wardhana, 2014) Penanganan yang tepat untuk mengantisipasi atau mencegah terjadinya perilaku bullying yang dapat berdampak kepada kesehatan mental anak adalah dengan pemberian informasi atau pendidikan kesehatan yang diberikan kepada orang tua dan keluarga tentang deteksi dini perilaku bullying yang didalamnya memuat orang tua dan orang dewasa lainnya hendaknya membangun komunikasi yang akrab dengan anak, dengan demikian dapat cepat mendeteksi dan mengantisipasi segala sesuatu yang bersifat menyimpang, orang tua atau keluarga diharapkan dapat membentuk sikap prososial yang kuat pada anak sedini mungkin, sehingga anak mudah beradaptasi dan berkepribadian kuat, serta diharapkan orang tua atau keluarga dapat memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup pada anak sehingga mereka akan berperilaku baik jika di luar rumah (Wardani, 2017).…”

Section: Bahan Dan Metodeunclassified

Optimalisasi Tugas Keluarga Dalam Mencegah dan Mengatasi Perilaku Bullying Dalam Kehidupan Anak

Astarani¹,

Taviyanda²

2020

jceh

View full text Add to dashboard Cite

Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap orang-orang atau kelompok lain yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara menyakiti secara fisik maupun mental. Bullying dapat dilakukan oleh seorang anak karena adanya proses meniru atau imitasi dari lingkungan terdekatnya. Bullying dapat terjadi pada anak TK, diantaranya adalah mengejek, menyebarkan rumor, menghasut, mengucilkan, menakut-nakuti (intimidasi), mengancam, menindas, memalak, atau menyerang secara fisik (mendorong, menampar, atau memukul). Diperlukan upaya untuk mencegah dan mengatasi perilaku bullying, yaitu dengan pendidikan kesehatan tentang anti-bullying pada pada orangtua dan anak serta perlunya menggiatkan pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku di TK Tunas Bangsa Kediri. Jumlah orang tua atau keluarga yang mengikuti Pendidikan Kesehatan Keluarga dan Anak Prasekolah dalam upaya mengoptimalkan Tugas Keluarga dalam mencegah dan mengatasi perilaku bullying dalam kehidupan anak di TK Tunas Bangsa adalah 17 orang. Dari 17 orang tersebut, 15 orang belum pernah menerima informasi tentang bullying serta upaya mengatasinya. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, dari 17 orang, 13 orang memiliki pengetahuan yang baik, 4 orang memiliki pengetahuan yang cukup, dan tidak ada yang memiliki pengetahuan yang kurang

show abstract

Perilaku Bullying Mahasiswa Kesehatan

Cited by 7 publications

References 0 publications

Student Perceptions of Bullying

Student Perceptions of Bullying

Hubungan Fungsi Keluarga dan Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Bullying pada Remaja di SMAN 5 Depok

Optimalisasi Tugas Keluarga Dalam Mencegah dan Mengatasi Perilaku Bullying Dalam Kehidupan Anak

Contact Info

Product

Resources

About