Latar Belakang: Anak usia sekolah berada pada tahapan tumbuh kembang sehingga asupan bergizi sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan pemenuhan gizi, masalah gizi akan muncul.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku makan dan Healthy Eating Index dengan status gizi anak usia sekolah di SDI Darush Sholihin, Kabupaten Nganjuk.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Besar sampel 48 siswa yang dipilih menggunakan proportional random sampling. Data yang dikumpulkan mencakup berat badan, tinggi badan, Food Frequency Questionnaire, serta food recall 2x24 jam. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman dengan nilai signifikansi 0,05.
Hasil: Sebagian besar siswa adalah laki-laki (54,2%), rerata asupan energi 1126,08±287,99 kkal/hari, tingkat asupan rendah seperti karbohidrat (98%), protein (47,9%), dan lemak (64,6%), jarang makan makanan pokok (60,4%), lebih sering makan lauk nabati (43,8%), tidak pernah makan sayur (58,3%), tidak pernah makan buah (81,2%), serta tidak pernah mengonsumsi jajanan (75%). Tidak ada hubungan antara perilaku makan makanan pokok (p=0,101), lauk hewani (p=0,212), lauk nabati (p=0,829), sayuran (p=0,751) dan jajanan (p=0,109), dan skor Healthy Eating Index (p=0,194) dengan status gizi. Namun, perilaku makan buah (p=0,040) berhubungan dengan status gizi.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan positif antara perilaku makan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan jajanan, serta skor HEI dengan status gizi. Namun, ada hubungan antara perilaku makan buah dengan status gizi. Anak yang sering mengonsumsi buah tanpa memperhatikan kandungan gula dan cara penyajian berisiko mengalami obesitas. Pendidikan gizi kepada pihak sekolah maupun orang tua terkait perilaku makan sehat terutama buah sangat dibutuhkan untuk mencegah obesitas dan mencapai tumbuh kembang yang optimal.