Dengue Haemoragic Fever (DHF) selain menimbulkan masalah kesehatan masyarakat, tapi juga menjadi beban ekonomi yang cukup tinggi. Jumlah kasus semakin meningkat dan penyebarannya semakin luas terutama di wilayah yang kondisi suhu dan kelembaban udara memungkinkan vektor Aedes spp hidup.Menghadapi persoalan tersebut,salah satu solusi yang dapat dikembangkan adalah memberdayakan masyarakat melalui gerakan 1R1J. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ABJ DBD antara sebelum dan sesudah penggerakan masyarakat di desa Gheoghoma Kecamatan Ende Utara Kabupaten Ende. Metoda penelitian: jenis penelitian kuantitatif, rancangan satu kelompok yang sama diberikan dua perlakuan berbeda yaitu pre-intervensi-post. Penelitian tersebar di tiga dusun di desa Gheoghoma selama Pebruari-April2023. Populasi penelitian ialah 200 rumah tangga (RT) dan memilih 150 RT sebagai sampel yang diperoleh dengan metoda probabilitas, teknik simpel random sampling, dan memenuhi krteria inklusi.Data dikumpulkan melalui pengamatan jentik lalu dicatat pada format yang tersedia. Pengolahan data diawali dengan proses editing, coding, tabulasi, cek data akhir, lalu mengitung ABJ. Selanjutnya dilakukan uji normalitas dan dilanjutkan denganuji Wilcoxon. Hasil:ABJ sebelum intervensi adalah35,33%,dan setelah intervensi adalah84,7% (meningkat 49,37%).Setelah dilakukan uji normalitas diinterpretasikan data berdistribusi tidak normal dengan nilai asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.000, lebih kecil dari α 0,05. Kesimpulan: pemberdayaan masyarakat melalui gerakan 1R1J dapat meningkatkan ABJ DBD di desa Gheoghoma Kecamatan Ende Utara. Saran: para Jumantik rumah terlatih menjadi role model sambil mengajak keluarga lain dalam gerakan 1R1J sehingga perlu mendapat dukungan baik dari stake holder di desa maupun sector teknis yaitu Dinas Kesehatan dan Puskesmas.Selain itu perlu penelitian dengan mengembangkan ide dan inovasi baru
Kata kunci : Pemberdayaan, Masyarakat, ABJ