2015
DOI: 10.24843/jumpa.2015.v02.i01.p04
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Perkembangan Desa Wisata Jatiluwih Setelah Unesco Menetapkan Subaknya Sebagai Bagian Dari Warisan Budaya Dunia

Abstract: This article identifies the social, cultural, and economicdevelopment of Jatiluwih tourism village after subak (rice fieldand its irrigation cultural system) in this village was decreed byUNESCO as a World’s Cultural Heritage in 2012, under the labelCultural Landscape of Bali Province: the Subak System as aManifestation of the Tri Hita Karana. It also discusses tourists’perception to the rice field tourist attraction. The data werecollected through observation, interview, and documentary study,and then descrip… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
3
0
5

Year Published

2019
2019
2022
2022

Publication Types

Select...
7

Relationship

3
4

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(8 citation statements)
references
References 1 publication
0
3
0
5
Order By: Relevance
“…Menurut Parimartha ( 2008 Apabila dikaitkan dengan definisi dari PBB mengenai pariwisata berkelanjutan yaitu kegiatan wisatawan yang menghasilkan pengelolaan sumber daya yang efisien dalam mencapai kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika dan serta menjaga integritas sistem budaya, proses ekologi dan keanekaragaman hayati yang esential serta sistem kehidupan pendukung. Konsep pariwisata berkelanjutan dari PBB sesuai dengan hasil penelitian Widari (2015) yang dilakukan di Desa Jati-luwih. Masyarakat Desa Jatiluwih mendapatkan manfaat dari penyerapan tenaga kerja dan kesempatan membuka usaha-usaha pariwisata seperti restoran, homestay, stand kuliner, selain itu juga mendapatkan distribusi dari pengelolaan daya tarik wisata.…”
Section: Pembahasan 41 Implementasi Kebijakan Pariwisata Berkelanjutanunclassified
“…Menurut Parimartha ( 2008 Apabila dikaitkan dengan definisi dari PBB mengenai pariwisata berkelanjutan yaitu kegiatan wisatawan yang menghasilkan pengelolaan sumber daya yang efisien dalam mencapai kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika dan serta menjaga integritas sistem budaya, proses ekologi dan keanekaragaman hayati yang esential serta sistem kehidupan pendukung. Konsep pariwisata berkelanjutan dari PBB sesuai dengan hasil penelitian Widari (2015) yang dilakukan di Desa Jati-luwih. Masyarakat Desa Jatiluwih mendapatkan manfaat dari penyerapan tenaga kerja dan kesempatan membuka usaha-usaha pariwisata seperti restoran, homestay, stand kuliner, selain itu juga mendapatkan distribusi dari pengelolaan daya tarik wisata.…”
Section: Pembahasan 41 Implementasi Kebijakan Pariwisata Berkelanjutanunclassified
“…Kemudian, dari sisa pendapatan tersebut didistribusikan lagi untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan 45% dan untuk desa 55%. Pendapatan yang diterima oleh desa, didistribusilkan lagi, yaitu untuk Desa Dinas 25%, Desa Adat Jatiluwih 30%, Desa Adat Gunungsari 20%, Subak Jatiluwih 21%, Subak Abian Jatiluwih 2%, dan Subak Abian Gunungsari 2% (Widari, 2015).…”
Section: Penerapan Community Based Tourism DI Desa Jatiluwih 41 Sekiunclassified
“…Semua keuangan diawasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan Kabupaten Tabanan. Dana yang diperoleh dari pengelolaan DTW Jatiluwih digunakan untuk menunjang pelestarian Subak dan kegiatan di Desa Adat dan desa Dinas Jatiluwih (Widari, 2015).…”
Section: Penerapan Community Based Tourism DI Jatiluwihunclassified
“…Induced employment precedents also has a role in the absorption of jobs although it played not too large. Included in induced employment that work on the stalls or shops that sell items daily living needs (basic food) needed by local communities (Widari, 2015).…”
Section: The Influence Of Traditional Agricultural Systems On the Toumentioning
confidence: 99%