Artikel ini bertujuan untuk mengetahui identitas budaya dan sejarah suku Bajo yang menetap di Bajo Pulau. Keunikan Bajo Pulau sebagai daerah yang merepresentasikan budaya bahari dan sejarah suku Bajo yang dikenal sebagai suku nomaden laut yang sudah mulai hidup beberapa dekade yang lalu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang memiliki empat tahapan kerja yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan kesejarahan. Artikel ini menyimpulkan bahwa identitas budaya suku Bajo telah mengalami pergeseran akibat kontak langsung dengan budaya daratan yang mempengaruhi suku Bajo untuk mulai hidup menetap di sebuah pulau setelah Kesultanan Bima bergabung dengan Republik Indonesia. Bergesernya pola kehidupan masyarakat dari budaya bahari ke semi daratan ditandai dengan menurunnya tingkat kesadaran generasi muda seperti tidak terlalu banyak yang tertarik untuk mengambil untung dengan budaya bahari disertai dengan pudarnya kearifan lokal untuk melestarikan daya dukung daya dukungnya. lingkungan karena budaya penangkapan ikan bersifat merusak dan tidak lestari.