Krisis energi semakin memperumit kontroversi terkait pupuk, sebab sekitar 80% biaya produksinya berasal dari gas alam. Tantangan ini mengancam ketersediaan pupuk, dan jika permintaan melebihi pasokan, harga pupuk dapat meroket. Di samping itu, alokasi subsidi pupuk dari Pemerintah melampaui target regional, tetapi disalahgunakan oleh beberapa individu di perkebunan. Masyarakat menghadapi kesulitan mendapatkan pupuk karena penggunaannya yang tidak sesuai. Keterbatasan akses terhadap pupuk subsidi merugikan petani dengan menurunkan hasil produksi mereka, menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk penanggulangan kelangkaan penggunaan pupuk kimia dengan pembuatan biosaka Dan POC Di Desa Selomukti Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo. Penelitian menggunakan metode Participatory Action Research (PAR), peneliti melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Selomukti untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang Biosaka dan Pupuk Organik Cair (POC) dengan beberapa tahapan seperti Rencana Kegiatan dan Pelaksanaan Kegiatan, dan evaluasi kegiatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwan 1) Sosialisasi dor to dor terkait dampak bahaya penggunaan pupuk kimia yang berlebiha. 2) Merubah pola pikir Masyarakat untuk beralih dari menggunakan pupuk kimia dengan pupuk biosaka dan pupuk organic cair (POC) dengan kegiatan diskusi santai dan pelatihan pembauatan pupuk organik. 3) pendampingan pembuatan Biosaka dan pupuk organic cair (POC) untuk memperbaiki pengolahan tanak dan menambah nilai ekonomi di masyarakat.
Kata Kunci: Kelangkaan, Pupuk Kimia, Biosaka dan Pupuk Organik
The energy crisis further complicates the controversy regarding fertilizer, because around 80% of its production costs come from natural gas. These challenges threaten fertilizer availability, and if demand exceeds supply, fertilizer prices could skyrocket. In addition, the Government's allocation of fertilizer subsidies exceeds regional targets, but is misused by several individuals on plantations. People face difficulties in getting fertilizer because of its inappropriate use. Limited access to subsidized fertilizers harms farmers by reducing their production yields, causing significant financial losses. This service activity aims to overcome the scarcity of use of chemical fertilizers by making biosaka and POC in Selomukti Village, Mlandingan District, Situbondo Regency. The research used the Participatory Action Research (PAR) method, researchers assisted and empowered the community in Selomukti Village to increase their understanding of Biosaka and Liquid Organic Fertilizer (POC) with several stages such as Activity Planning and Activity Implementation, and activity evaluation. The results of this research show that 1) Door to door outreach regarding the dangerous impacts of excessive use of chemical fertilizers. 2) Changing the community's mindset to switch from using chemical fertilizers to biosaka fertilizer and liquid organic fertilizer (POC) with casual discussion activities and training in making organic fertilizer. 3) assistance in making Biosaka and liquid organic fertilizer (POC) to improve cooking and add economic value to the community.
Keywords: Scarcity, Chemical Fertilizer, Biosaka and Organic Fertilizer