Gangguan makan merupakan salah satu gangguan dengan prevalensi tinggi, terutama pada remaja sebagai usia rentan. Gangguan tersebut berbahaya bagi remaja, karena dampaknya bahkan dapat menyebabkan kegagalan remaja dalam mencapai tugas perkembangan. Remaja mengalami pubertas yang menyebabkan berbagai perubahan fisik dan kognitif, yang membuat remaja terus memperhatikan tubuhnya. Peneliti menduga bahwa body dissatisfaction dapat mempengaruhi kecenderungan gangguan makan. Hasil penelitian terdahulu masih memiliki hasil yang bertentangan pula, sehingga penelitian dilakukan dengan tujuan membuktikan secara empiris pengaruh body dissatisfaction terhadap kecenderungan eating disorder pada remaja. Penelitian dilakukan dengan metode survei cross-sectional dengan total 117 partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari body dissatisfaction terhadap kecenderungan eating disorder sehingga H0 ditolak (X2(1,115)=79,4, p<0,001; R2McF=0,506; R2CS=0,493; R2N=0,667). Body dissatisfaction terbukti secara empiris mampu menjelaskan 66,7% varians dari kecenderungan gangguan makan.