It has been estimated that deficiency and insufficiency of Vitamin D affect one bilion people worldwide. Vitamin D deficiency can befound not only in countries with four (4) seasons, but also in countries with sunlight exposure all year long The objective of this studywas to know whether vitamin D deficiency can occur in Indonesia as well and to explore the role of vitamin D in people‘s health, althoughIndonesia is a country in the equator region. To avoid long term negative health consequences 25 hydroxyvitamin D/25 (OH) D serumlevel should be between 30 and 100 ng/mL. The main source of vitamin D is by synthesis at the skin which is exposed to ultraviolet Bradiation. The other source of vitamin D is from food. There are a lot of causes of vitamin D deficiency, for example: decreased vitaminD synthesis, nutritional intake of vitamin D, maternal vitamin D stores and exclusive breastfeeding, mal absorption and decreasedsynthesis or increased degradation of 25 (OH) D. From the above factors, decreased vitamin D synthesis is the main cause of vitamin Ddeficiency. The vitamin D deficiency is estimated and plays an important role in multiple disorders, such as: osteoporosis, fracture, cancer,cardiovascular disease, diabetes mellitus, autoimmune disease and infectious disease. A good strategy in managing vitamin D deficiencyis needed in order to solve the related problems.
Penyebaran penyakit virus corona 2019 (COVID-19) di dunia meningkat sangat cepat, sehingga oleh World Health Organization (WHO) dinyatakan sebagai suatu pandemi global. Pada kondisi pandemi ini, lansia dan populasi yang rentan perlu mendapat perlindungan dari penyebaran COVID-19. Sebagian besar individu yang terinfeksi virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) tidak menunjukkan gejala atau hanya bergejala ringan sampai sedang, dengan gejala mirip flu atau infeksi flu lainnya, sehingga bila kita kehilangan kemampuan untuk mengikuti jejak semua orang yang pernah terinfeksi SARS-CoV-2 maka proses identifikasi individu yang potensial terinfeksi akan menjadi sulit. Untuk dapat memproteksi populasi yang rentan maka diperlukan status dari seseorang yang pernah kontak dengan pasien COVID-19 secara cepat.(1)
Background<br />Menopause is associated with changes in metabolic profile. Although hormone replacement therapy (HRT) has been shown to have beneficial effects on lipid metabolism, its adverse effects have indicated a need for alternative estrogen-based treatments. Several investigations have evaluated the effects of isoflavones on serum lipid levels in postmenopausal women, but the results were ambiguous. The objective of this study was to determine the relationship of dietary daidzein, genistein, and glycitein levels with lipid profile in postmenopausal women.<br /><br />Methods<br />A cross-sectional study was conducted involving 186 post-menopausal women. A food recall questionnaire was used to measure dietary genistein, daidzein, and glycitein levels. Serum total cholesterol (TC), low density lipoprotein (LDL) cholesterol, high density lipoprotein (HDL) cholesterol, and triacylglycerol (TAG) were measured using the enzymatic colorimetric method. Simple and multivariate linear regression were used to analyze the data.<br /><br />Results<br />Genistein intake was significantly associated with TC (b=145.48, p=0.023) and HDL cholesterol levels (b=48.80, p=0.032). Daidzein intake was significantly associated with TC (b=-204.60, p=0.003), LDL cholesterol (b=-160.81, p=0.014) and HDL cholesterol levels (b=-67.118, p=0.032). Glycitein was not significantly associated with TC (b=232.78;p=0.133), HDL (b=43.59;p=0.428), and LDL (b=235.84;p=0.116). Dietary daidzein had a more lowering effect on TC (Beta=-2.80) and HDL cholesterol (Beta=-2.67) than had genistein on TC (Beta=2.66) and HDL cholesterol (Beta=2.03).<br /><br />Conclusions<br />High dietary daidzein level has a significant lowering effect on TC, LDL cholesterol and HDL cholesterol in post-menopausal women. Our study supports the advice given to the public to increase soy isoflavone intake in post-menopausal women.
LATAR BELAKANGHipertensi merupakan penyakit kronis yang sering ditemukan seiring dengan peningkatan usia. Penyakit ini membutuhkan kontrol tekanan darah secara optimal dan merupakan faktor risiko terjadinya gagal ginjal tahap akhir atau end-stage renal disease (ESRD). Pada penderita hipertensi salah satu petanda adanya kebocoran pada ginjal adalah dengan dijumpainya albuminuria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara hipertensi dengan albuminuria. METODEPenelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang mengikutsertakan 40 responden. Data diambil dari rekam medis dari bulan Desember 2014-Desember 2015 di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta Pusat. Kriteria inklusi adalah pria dan wanita usia 40-70 tahun, menderita hipertensi, dan pada rekam medis terdapat data tekanan darah dan hasil albuminuria. Kriteria eksklusi adalah data rekam medis tidak lengkap, menderita diabetes melitus, gagal jantung dan menderita infeksi saluran kemih. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Spearman dengan tingkat kemaknaan p<0.05. HASILUsia subjek yang paling dominan adalah usia 50-59 tahun (37.5%), dengan jenis kelamin sama banyak antara pria dan wanita masing-masing 50%. Subjek dengan derajat hipertensi terbanyak yaitu hipertensi derajat 2 (37.5%) dan nilai albuminuria yang dominan adalah negatif. Hasil uji Spearman menunjukkan terdapat korelasi yang bermakna antara hipertensi dengan albuminuria (r=0.428, p=0.006). KESIMPULANTerdapat korelasi yang bermakna antara hipertensi dengan albuminuria yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan darah pada pasien hipertensi, maka semakin besar kadar albuminuria.
LATAR BELAKANGEating disorders (gangguan makan) adalah suatu sindrom yang ditandai oleh pola makan yang menyimpang terkait dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan makan, persepsi tubuh, dan berat badan. Pengaruh media massa dan tekanan dari sosiokultural bahwa seseorang bertubuh kurus adalah yang paling menarik dapat membuat seorang remaja memiliki persepsi tubuh negatif yang dapat memicu terjadinya eating disorders. Dalam satu dekade terakhir, prevalensi eating disorders di Asia Tengggara mengalami peningkatan dari 0,46% menjadi 3,2% Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara persepsi tubuh dengan eating disorders pada remaja usia 15-19 tahun. METODEPenelitian ini dilakukan pada bulan November 2017 menggunakan desain observasional analitik secara potong lintang (cross-sectional) yang mengikutsertakan 201 siswa SMA Global Islamic School, Jakarta Timur. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling, dan pengukuran meliputi status gizi (antropometri, Indeks Massa Tubuh), persepsi tubuh (Contour Drawing Figure Rating Scale) dan eating disorders (Eating Disorders Diagnostic Scale). Analisis data menggunakan Chi-Square dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. HASILMayoritas responden mempunyai persepsi tubuh yang negatif (70,6%). Responden yang mengalami eating disorders sebesar 52,7%. Responden yang memiliki persepsi tubuh negatif sebagian besar mengalami eating disorders (66,2%). Analisis Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara persepsi tubuh dengan eating disorders (p=0,000). KESIMPULANTerdapat hubungan yang bermakna antara persepsi tubuh dan eating disorders. Perlu penanganan terhadap persepsi tubuh negatif sedini mungkin untuk mencegah terjadinya eating disorders pada remaja.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.