Pertumbuhan dan konsumsi pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dipelihara dengan sistem bioflok

Abstract

Teknologi bioflok merupakan sistem pemanfaatan limbah nitrogen anorganik dengan bantuan bakteri probiotik untuk efisiensi pakan dan meminimalkan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk laju mengukur pertumbuhan dan konsumsi pakan ikan nila yang dipelihara pada sistem bioflok. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh kepadatan berbeda terhadap pertumbuhan, laju konversi pakan, kelangsungan hidup, kualitas air dan kadar flok pada kegiatan budidaya ikan nila menggunakan sistem bioflok. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan nila ukuran 20 gram/ekor. Perlakuan yang digunakan adalah kepadatan 100 ekor/m3 (P-100) dan 120 ekor.m3 (P-120). Hasil penelitian menunjukkan bahwa P-120 memiliki pertumbuhan mutlak lebih tinggi yakni 44,14 g dibanding P-100 yakni 23,74 g. Efisiensi pakan terbaik pada P-120 sebesar 99,36% dibandingkan P-100 yakni 61,99%. Feed convertion ratio (FCR) terendah pada P-120 yakni 1,07 dan tertinggi pada P-100 1,34. Nilai kelulushidupan atau survival rate (SR) yang diperoleh 97,8% pada P-100 dan 97,16% pada P-120. Kadar bioflok yang diperoleh pada kedua perlakuan berkisar antara 2-12 mL/L dan kualitas air dalam kisaran normal. Ikan nila yang dipelihara dengan bioflok pada kepadatan 120 ekor/m3 merupakan perlakuan terbaik.

Pemberdayaan Kelompok Pembudidaya Ikan Desa Pakowa Bunta dengan Menggunakan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) dalam Pakan pada Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok

“…Suhu air dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan nafsu makan ikan nila, sehingga menimbulkan beberapa faktor yang berdampak pada laju pertumbuhan ikan dan kemampuan ikan dalam menyerap pakan. Apabila suhu terlalu rendah akan menghambat metabolisme ikan dan menurunkan nafsu makan, sebaliknya ketika suhu media budidaya terlalu tinggi akan memicu peningkatan metabolisme tubuh, sehingga mengakibatkan konsumsi oksigen meningkat (Kurniaji et al, 2021).…”

“…Dalam penerapan sistem bioflok oksigen terlarut paling rendah diharapkan tidak berada dibawah 5 mg/L agar proses penguraian nitrogen oleh bakteri heterotrof dapat berlangsung dengan baik. Jika kadar oksigen terlarut terlalu rendah dapat menghambat kerja bakteri dan memicu peningkatan amonia di dalam air (Kurniaji et al, 2021). Tingkat toksisitas amonia dapat dipengaruhi oleh nilai pH air, ketika pH mencapai 9 terjadi peningkatan kadar amoniak yang tidak terionisasi (sebanyak 30 -50%).…”

Pengabdian pada Masyarakat di Desa Purwasari, Kabupaten Bogor: Pembesaran Ikan Nila dengan Teknologi Bioflok

“…Tingkat kelangsungan hidup ikan nila dengan teknologi bioflok juga tinggi, sebagaimana penelitian (Awaluddin, 2022), dari padat tebar 1.500 ekor maka 1.250 ekor tetap hidup, dengan demikian tingkat kelangsungan hidupnya sekitar 83%. Adapun menurut penelitian (Yunarty et al, 2021), dengan padat tebar 100 dan 120 ekor per m 3 nilai kelulushidupan atau survival rate (SR) ikan nila dengan teknologi bioflok adalah sebesar 97,16 -97,8%, bahkan 100% (Yohanista et al, 2022).…”