Perubahan iklim dapat meningkatkan peluang kejadian cuaca/iklim ekstrem. Salah satu dampak cuaca/iklim ekstrem adalah bencana hidrometeorologi, termasuk banjir. Banjir merupakan bencana paling banyak terjadi di Kalimantan Barat periode tahun 1998-2019. Salah satu faktor pemicu terjadinya banjir ialah hujan ekstrem. Durasi, intensitas, maupun frekuensi hujan ekstrem dapat diidentifikasi menggunakan Indeks Iklim Ekstrem (IIE) parameter hujan. Informasi terkait kecenderungan hujan ekstrem diperlukan untuk mendukung pembangunan berbagai sektor, terutama mitigasi bencana hidrometeorologi. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini menganalisis kecenderungan hujan ekstrem berdasarkan delapan jenis nilai IIE di Kalimantan Barat. Data yang digunakan adalah data curah hujan harian periode tahun 1990-2019 pada 14 lokasi di Kalimantan Barat. Data curah hujan harian digunakan untuk menghitung nilai IIE menggunakan perangkat lunak RClimDex. Analisis kecenderungan menggunakan metode Uji Mann-Kendall, dengan tingkat kepercayaan ditentukan sebesar 95%. Hasil menunjukkan telah terjadi kecenderungan nilai IIE secara signifikan pada empat lokasi penelitian. Nilai Consecutive Dry Day (CDD) mengalami kecenderungan menurun di Bengkayang mengindikasikan hari kering cenderung terakumulasi pada suatu waktu yang relatif lebih singkat. Kemudian di Sekayam, Kabupaten Sanggau nilai CDD meningkat, namun Consecutive Wet Day menurun mengindikasikan periode jeda hujan semakin meningkat, namun hujan menjadi lebih lebat. Nilai Max 5-day precipitation amount meningkat di Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya terkait dengan perubahan tutupan lahan yang terjadi secara drastis. Nilai Annual total wet days precipitation dan Number of days above 50 mm di Karangan, Kabupaten Landak meningkat bersesuaian dengan kejadian banjir yang juga meningkat.