Pengukuran curah hujan diperlukan untuk berbagai hal di negara tropis seperti Indonesia. Alat ukur curah hujan yang ada saat ini yang bekerja secara real time, dapat mengirim data ke komputer masih relatif mahal dan tidak portabel. Pada penelitian ini, telah dibuat prototipe alat ukur curah hujan berbasis sensor reed switch dengan penakar curah hujan tipe tipping bucket menggunakan mikrokontroler arduino yang mudah diperoleh dengan biaya murah dan bersifat portabel. Sinyal sensor reed switch dihubungkan ke arduino mega untuk diproses menjadi data curah hujan dan dikirim ke web server menggunakan ethernet shield. Data kemudian diunduh dan diolah menjadi bentuk grafik dan ditampilkan pada halaman website. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat memiliki resolusi sebesar 0,285 mm dan mampu menghitung curah hujan pada luasan 125,62 cm2 dengan error sebesar 1,36%.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh persamaan model pendugaan evaporasi berdasarkan data suhu udara dan kelembaban udara di Kota Pontianak tahun 2006 – 2017. Analisa korelasi dan pembentukan model evaporasi dengan metode regresi linier berganda menenggunakan data suhu udara dan kelembaban udara dari stasiun klimatologi Siantan dan data evaporasi yang diperoleh dari situs resmi ECMWF. Kemudian model ini diuji kesesuaiannya dengan menghitung nilai R2, r dan error absolutnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara suhu udara dan kelembaban udara dengan evaporasi di Kota Pontianak sangat erat yang berarti evaporasi dapat diprediksi dengan data suhu udara dan kelembaban udara. Persamaan model evaporasi yang dihasilkan adalah adalah . Model ini dapat memprediksi evaporasi yang terjadi di Kota Pontianak dengan error absolut 1,9%.
Telah dibangun sebuah model matematis kebergantungan jumlah titik panas (hotspot) terhadap curah hujan di Kalimantan Barat. Model ini mengasumsikan bahwa perubahan jumlah hotspot bergantung pada hasil interaksi antara jumlah hotspot pada saat itu dan perubahan curah hujan pada saat tersebut. Dengan menggunakan asumsi ini dapat diperoleh bahwa jumlah hotspot akan menurun secara eksponensial terhadap curah hujan. Hasil validasi model matematis menunjukkan bahwa terdapat 11 kabupaten/kota di Kalimantan Barat memiliki nilai koefisien determinasi (R2) ≥ 0,90 dan terdapat 3 kabupaten/kota yang memiliki koefisien determinasi (R2) < 0,40. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah hotspot di sebagian besar kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat akan menurun secara eksponensial terhadap peningkatan jumlah curah hujan. Model matematis yang diperoleh ini memperbaiki model linier yang telah diusulkan oleh peneliti sebelumnya sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pengaruh jumlah curah hujan pada jumlah hotspot.
Perubahan iklim dapat meningkatkan peluang kejadian cuaca/iklim ekstrem. Salah satu dampak cuaca/iklim ekstrem adalah bencana hidrometeorologi, termasuk banjir. Banjir merupakan bencana paling banyak terjadi di Kalimantan Barat periode tahun 1998-2019. Salah satu faktor pemicu terjadinya banjir ialah hujan ekstrem. Durasi, intensitas, maupun frekuensi hujan ekstrem dapat diidentifikasi menggunakan Indeks Iklim Ekstrem (IIE) parameter hujan. Informasi terkait kecenderungan hujan ekstrem diperlukan untuk mendukung pembangunan berbagai sektor, terutama mitigasi bencana hidrometeorologi. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini menganalisis kecenderungan hujan ekstrem berdasarkan delapan jenis nilai IIE di Kalimantan Barat. Data yang digunakan adalah data curah hujan harian periode tahun 1990-2019 pada 14 lokasi di Kalimantan Barat. Data curah hujan harian digunakan untuk menghitung nilai IIE menggunakan perangkat lunak RClimDex. Analisis kecenderungan menggunakan metode Uji Mann-Kendall, dengan tingkat kepercayaan ditentukan sebesar 95%. Hasil menunjukkan telah terjadi kecenderungan nilai IIE secara signifikan pada empat lokasi penelitian. Nilai Consecutive Dry Day (CDD) mengalami kecenderungan menurun di Bengkayang mengindikasikan hari kering cenderung terakumulasi pada suatu waktu yang relatif lebih singkat. Kemudian di Sekayam, Kabupaten Sanggau nilai CDD meningkat, namun Consecutive Wet Day menurun mengindikasikan periode jeda hujan semakin meningkat, namun hujan menjadi lebih lebat. Nilai Max 5-day precipitation amount meningkat di Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya terkait dengan perubahan tutupan lahan yang terjadi secara drastis. Nilai Annual total wet days precipitation dan Number of days above 50 mm di Karangan, Kabupaten Landak meningkat bersesuaian dengan kejadian banjir yang juga meningkat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.