Sidaguri atau Sida rhombifolia L. telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional, yaitu: penghilang rasa nyeri, radang, asam urat, penyakit kuning, muntah darah, dan sakit gigi. Faktor yang mempengaruhi produksi kandungan metabolit sekunder adalah kondisi lingkungan seperti tempat tumbuh, iklim, interaksi intra dan inter-spesifik serta waktu panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan serta kadar flavonoid dan fenolik total ekstrak sidaguri berdasarkan tempat tumbuh. Sampel diekstraksi dengan ultrasonic-assisted extraction (UAE) dan diuji penangkapan radikal bebas menggunakan metode 2,2’-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) dan 2,2’-azino-bis(3-diethyl4benzothiazoline-6-sulfonic acid) (ABTS), serta penetapan kadar flavonoid total dan kandungan fenolik total. Hasil uji aktivitas antioksidan sidaguri dari Cangkringan dan Ngemplak memiliki aktivitas antioksidan tertinggi baik pada metode penangkapan radikal DPPH dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 0,400±0,004 dan 0,403±0,004 mg/mL, maupun metode ABTS dengan nilai TEAC masing-masing sebesar 40,733±0,240 dan 35,598±0,153 mg/g serbuk sidaguri, dengan kadar flavonoid total masing-masing sebesar 10,095±0,068 dan 12,066±0,025 mg/g serbuk sidaguri dan kadar fenolik total masing-masing sebesar 56,45±0,068 dan 31,502±0,025 mg/g serbuk sidaguri.