Perkembangan emosional pada anak merupakan bentuk komunikasi perasaan anak sehingga perlu mendapatkan stimulasi yang baik agar tidak menimbulkan ketegangan emosi seperti anak sulit bergaul, hiperaktif, tantrum, mudah menangis, dan memiliki perilaku agresif sehingga berakibat pada mental di masa anak, remaja hingga dewasa kelak. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional anak adalah pola asuh orang tua yang mencangkup pola asuh demokratis, otoriter dan permisif. Metode Penelitian deskriptif korelatif dengan teknik probability sampling dengan metode total sampling. Jumlah sampel 60 orang tua di TK Negeri Penggilingan Jakarta Timur. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat menggunakan chi-square a= 5% . Hasil penelitian Orang tua anak di TK Negeri Penggilingan Jakarta Timur menerapkan pola asuh demokratis 41 (68,3%), otoriter 14 (23,3%)
dan permisif 5 (8,3%). Perkembangan emosional anak 37 (61,7%) anak dalam kategori normal, 18 (30%) anak dalam kategori borderline dan 5 (8,3%) anak dalam kategori abnormal. Hasil chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig (2-sided) sebesar 0.000 (p<5%). Simpulan terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan emosional anak yang kuat dengan nilai keeratan 0,768. Saran diharapkan adanya kerjasama oleh TK Negeri Penggilingan dalam memberikan penyuluhan kepada orang tua mengenai pola asuh yang tepat guna menunjang perkembangan emosional anak agar dapat berkembang dengan baik.