2019
DOI: 10.31506/jog.v4i1.4874
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Populism in the 2017 Jakarta Gubernatorial Election

Abstract: The 2017 Jakarta Gubernatorial Election was one of the most competitive local elections in Indonesia. This election clearly used religious and ethnic populism strategy that divided Jakarta citizens into two groups: A Muslim Governor's supporters Vs. Incumbent`s supporters. The root of the Muslim governor's supporters was the rejection of some Islamic organizations against the rise of Chinese-Christian Incumbent Governor-Basuki Tjahaja Purnama or "Ahok". This sentiment found a momentum when Ahok was accused of … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
4
0
5

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(9 citation statements)
references
References 4 publications
0
4
0
5
Order By: Relevance
“…Peristiwa yang terjadi selama proses pemilihan Gubernur Jakarta 2017 juga merefleksikan adanya kebangkitan kelompok radikal Islam. Demonstrasi yang dilakukan hampir setengah juta Muslim yang dipimpin oleh Rizieq Shihab sebagai 'Aksi Bela Islam' pada 2 Desember yang ditujukan kepada pemerintah agar memenjarakan Ahok (Hamid, 2019), menggambarkan adanya usaha untuk menegakkan nilai-nilai agama di Indonesia. Artinya, agama menempati posisi sentral dalam kehidupan politik Indonesia.…”
Section: Menjadi Seorang Sekuler DI Indonesiaunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Peristiwa yang terjadi selama proses pemilihan Gubernur Jakarta 2017 juga merefleksikan adanya kebangkitan kelompok radikal Islam. Demonstrasi yang dilakukan hampir setengah juta Muslim yang dipimpin oleh Rizieq Shihab sebagai 'Aksi Bela Islam' pada 2 Desember yang ditujukan kepada pemerintah agar memenjarakan Ahok (Hamid, 2019), menggambarkan adanya usaha untuk menegakkan nilai-nilai agama di Indonesia. Artinya, agama menempati posisi sentral dalam kehidupan politik Indonesia.…”
Section: Menjadi Seorang Sekuler DI Indonesiaunclassified
“…Dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atas pernyataannya mengenai surat Al-Maidah sebagai landasan untuk memilih pemimpin yang seagama (Hadiz, 2018;Muluk dkk., 2018). Peristiwa ini menimbulkan reaksi umat muslim yakni melakukan mobilisasi menuntut Ahok yang dianggap "musuh umat Muslim" agar dipenjara (Hamid, 2019). Dapat disimpulkan bahwa agama memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Muslim.…”
Section: Diskusiunclassified
“…Sementara pada kasus pemilihan gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 memberi penjalasan yang berbeda, dimana politik identitas berakhir pada praktik pengeksklusian, diskriminasi terhadap kelompok lain, intoleransi dan konflik berdasarkan identitas agama (Hamid, 2019;Ubaid & Habibisuband, 2017). Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 pada putaran kedua diikuti oleh dua pasangan calon yaitu: Pasangan Ahok-Djarot dan Anis Baswedan-Sandiaga Uno.…”
Section: Penggunaan Politik Identitas Dalam Proses Demokratisasi Pasca Orde Baruunclassified
“…The economic sector that has been taken over and controlled by China is very visible during the New Order era when Chinese businesses received various privileges from the state intending to DOI 10.18502/kss.v7i4.10522 smooth out state development projects (11,12). Negative sentiment towards foreigners is also often used by political elites to win the sympathy of voters, as happened in the recent elections (13). Thus, the portrait of the interaction between foreign workers and residents in Indonesia becomes interesting for further research.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%