ABSTRAKPengendalian penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Ganoderma boninense secara kultur teknis dapat dilakukan melalui beberapa metode. Empat seri percobaan lapangan dilakukan untuk menentukan keefektifan pengendalian kultur teknis yang meliputi sanitasi sumber inokulum, sistem penanaman hole in hole, pembedahan dan pembumbunan, dan pembuatan parit isolasi. Percobaan sanitasi sumber inokulum terdiri atas sanitasi sisa-sisa akar dan penggunaan lubang tanam besar, penggunaan lubang tanam besar dan sistem tanam ulang standar sebagai pembanding. Percobaan sistem tanam hole in hole terdiri atas penanaman dengan sistem hole in hole dan penanaman standar sebagai pembanding. Percobaan pembedahan dan pembumbunan terdiri atas pembedahan dan pembumbunan disertai aplikasi teer dan Trichoderma, pembedahan dan pembumbunan disertai aplikasi Trichoderma, pembumbunan disertai aplikasi Trichoderma, dan sebagai pembanding ialah tanaman terserang tanpa perlakuan. Percobaan parit isolasi digunakan untuk membandingkan antara perlakuan parit isolasi dan tanpa parit isolasi. Insidensi penyakit busuk pangkal batang diamati setiap tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat metode pengendalian secara kultur teknis dapat mencegah infeksi G. boninense pada tahap awal perkembangan kelapa sawit. Sanitasi inokulum mampu mencegah infeksi G. boninense hingga 2 tahun setelah perlakuan (TSP), sistem hole in hole mampu menekan perkembangan penyakit busuk pangkal batang hingga 7 TSP, pembedahan dan pembumbunan mampu memperpanjang masa hidup tanaman terinfeksi hingga 3, TSP dan parit isolasi mampu mencegah penularan penyakit hingga 2 TSP.Kata kunci: hole in hole, insidensi penyakit, parit isolasi, pembedahan, pembumbunan, sanitasi ABSTRACT Effort to manage basal stem rot disease (BSR) caused by Ganoderma boninense could be conducted through several cultural practice approaches. Four series of field experiments was conducted to observe the effectiveness of cultural practice methods for controlling the epidemic of basal stem rot due to G. boninense. Sanitation trial consisted of three treatments i.e root sanitation with big hole planting system, big hole without root sanitation, and standard replanting system as comparison. Hole in hole and standard planting system were compared in the hole in hole trial. Digging and mounding trial was conducted in four treatments, i.e. digging and mounding with teer and Trichoderma, digging and mounding with Trichoderma, mounding with Trichoderma, and infected palm without any treatment as comparison. Meanwhile, a 4 m × 4 m trench was used in the isolation trench trial. Annual observation was conducted to determine the disease incidence of BSR in each trial. Results showed that all methods could prevent palms from G. boninense infection in the early stage of oil palm development. Proper root sanitation delayed G. boninense infection until 2 years after treatment (YAT), hole in hole planting system was able to suppress disease incidence up to 7 YAT, digging and mounding was useful to prolong