Potensi Pasraman Hindu sebagai Tujuan Pariwisata Spiritual

Abstract

Spiritual tourism is a phenomenon in a tourism by religious and spiritual purposes. Spiritual journey has become an ancient form of travelling, but new developments develop by wide segmentation. Hindu Pasraman such as Munivara and Ratu Bagus ashram have become a spiritual tourism destination. Therefore, its potentials need to be explored for the development of a larger Hindu pasraman. This study explores the potential of Hindu pasraman by comparing it with the motivation of foreign tourists. The potential that its developing seemly with the motivation of foreign tourists to be a potential that can be developed. This research uses data collection by used literature studies, observations and interviews. The data analysis uses qualitative data analysis. The result of this research is the potential of pasraman Hindu as a place of learning, relaxation, and health is potential that can be developed to become a spiritual tourism destination. Continued research is expected to measure the most dominant potential. Through this research can be suggested to improve facilities, access, and cooperation of Hindu pasraman organization.<br />

Perkembangan Yoga Sebagai Wellness Tourism Di Masa Pandemi Covid 19

“…Yoga merupakan kegiatan olahraga yang bersifat menyeluruh (holistik) antara manusia dengan Tuhan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa serta efektif mengurangi tekanan hidup (stres) (Sindhu, 2015). Produk wisata yoga diyakini memiliki peluang yang berdaya saing dan sangat potensial jika dikembangkan sebagai suatu produk alternatif pariwisata spiritual yang merupakan dampak dari kejenuhan atas konsep pembangunan pariwisata dengan pola mass tourism (Utama & Wiguna, 2020). Yoga menjadi salah satu pilihan aktivitas mental dan fisik yang paling digemari oleh generasi milenial, 71% meyakini adanya keterkaitan antara kesehatan mental dan fisik (Kemenparekraf, 2019).…”

“…Bahkan beberapa psikiatris dan psikolog mencatat hampir semua jenis gangguan mental ringan hingga berat dapat terjadi dalam kondisi pandemik ini (Vibriyanti, 2020). Terdapat beberapa penelitian terkait yoga dan wisata, antara lain penelitian (Sutarya, 2019); (Utama & Wiguna, 2020) menunjukkan bahwa Bali memiliki potensi yoga yang berkembang pada keunikannya yang berbasis budaya dan etnik serta pelayanan instruktur yoga lokal yang khas, wisata yoga sebagai produk wisata spiritual, sedangkan tantangan dalam mengembangkan wisata yoga sendiri terletak pada sumber daya, sarana Prasarana dan strategi pengembangannya. Penelitian (Lagatama & N. D.Putra, 2020) pemasaran produk wisata spiritual sebagai daya Tarik wisata alternatif dan minat khusus yaitu yoga diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi kepuasan wisman dan wisnus.…”

Pura Pucak Bukit Sinunggal Sebagai Daya Tarik Wisata Spiritual

“…Berbicara pariwisata spiritual sangat relevan dengan kondisi dan situasi di Pura Pucak Bukit Sinunggal yang berada di Desa Tajun Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleyang berkaitan dengan adat dan tradisi yang di miliki oleh masyarakat setempat, karena kegiatan pariwisata tidak dapat dipisahkan dari aktivitas masyarakat dan tradisi spiritual yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Wisata spiritual dapat menguatkan budaya lokal setempat, karena wisata spiritual merupakan wisata yang mencari ketenangan, kedamaian serta keontentikan budaya masyarakat lokal setempat (Utama, 2020). Pura Pucak Bukit Sinunggal salah satu Pura Dang Kahyangan yang merupakan pura umum, keberadaan Pura Pucak Bukit Sinunggal tidak dari sejarah zaman dahulu.…”

The Analisis Komunikasi Interaksionisme Simbolik Festival

“…Festival adalah sebuah perayaan yang diadakan oleh masyarakat untuk memperingati suatu kejadian atau acara penting (Novaldi et al, 2019). Festival dapat berupa acara musik, seni, budaya, atau bahkan keagamaan (Saputra et al, 2023). Selain itu juga festival dapat dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti untuk merayakan keberhasilan, memperkuat hubungan sosial, atau untuk mempromosikan suatu budaya atau produk (Justito et al, 2020).…”