Potential of Bacterial Isolates from Peat Land as Controlling Agent for the Root Knot Nematodes Meloidogyne incognita

Abstract

Nematoda penyebab puru akar (Meloidogyne spp.) merupakan parasit penting tanaman budi daya dan memiliki kisaran inang yang luas. Salah satu alternatif pengendalian fitonematoda yang potensial ialah pemanfaatan bakteri non-patogen. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi bakteri asal gambut sebagai agens pengendali biologi nematoda puru akar (M. incognita). Pengujian secara in vitro menggunakan filtrat 15 isolat bakteri terhadap M. incognita juvenil 2 (J2) dalam cawan petri. Sebanyak 4.5 mL filtrat bakteri dimasukkan ke dalam cawan petri berdiameter 5 cm, kemudian ditambahkan 50 individu J2 M. incognita dan diinkubasi pada suhu 27 ℃. Pengamatan mortalitas nematoda dilakukan pada 6, 12, dan 24 jam setelah perlakuan. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. Peubah yang diamati ialah persentase mortalitas serta lamanya waktu paparan dalam mematikan nematoda. Karakterisasi fisiologis yang dilakukan terhadap isolat bakteri meliputi uji produksi HCN dan enzim kitinase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 isolat bakteri yaitu: GA2 GAA1, GT1 GTA7, GT1 GTB3, GT1 GTB4, GT1 GTB6, GT1 GTB7, GT1 GTC2, GT1 GTC4, dan STDHC4 memiliki kemampuan nematisidal dengan mortalitas mencapai 83%–94%. Isolat bakteri GT1 GTB4 dan GT1 GTB7 memiliki homologi 99% dengan Serratia marcescens asal Cina, dan GT1 GTC2 memiliki homologi 99% dengan Streptomyces sp. AT67 asal Korea Selatan. Ketiga isolat tersebut mampu menghasilkan enzim kitinase dengan indeks lisis >1, namun semua isolat tidak ada yang menghasilkan senyawa HCN.

Effectiveness of the Bioactive Compound from Metagenomic Library Clones as Biocontrol of Meloidogyne incognita and Plant Growth Promoter

“…Tanaman tomat ditanaman pada polibag yang terdiri atas medium tanah yang disterilisasikan menggunakan autoklaf untuk mengurangi kontaminasi patogen lainnya. Setiap satu paket telur diinkubasi pada satu cawan petri berdiameter 9 cm berisi air steril sebanyak 6 mL selama tiga hari dua malam pada suhu ruangan 27 o C hingga menetas menjadi juvenil 2 (J2) (Efendi et al 2021). Satu paket telur yang telah menetas menjadi juvenil 2 memiliki kerapatan populasi berkisar 100 ekor per mL dan diinfestasikan pada perakaran satu tanaman tomat berusia 2 minggu setelah tanam (MST) pada polibag dengan medium tanah steril.…”