Pembayaran tagihan listrik adalah komponen penting dalam anggaran rumah tangga yang membutuhkan perhatian khusus. Kepentingan pembayaran listrik ini sangat diperhatikan oleh individu dan keluarga karena penggunaan listrik di rumah bervariasi sesuai dengan kebutuhan harian. Oleh karena itu, setiap tagihan listrik dapat berbeda, tergantung pada konsumsi masing-masing rumah tangga. Fluktuasi biaya listrik yang terjadi, baik naik maupun turun, menjadi perhatian utama dalam pengelolaan keuangan setiap warga. Maka, mereka perlu mengetahui cara memprediksi besaran tagihan listrik yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode prediksi pembayaran tagihan listrik pada tagihan berikutnya menggunakan Weighted Exponential Moving Average (WEMA). Hasil penelitian dengan data latih 2021 menunjukkan hasil prediksi yang baik dengan menggunakan nilai span 2 pada metode WEMA, dengan rata-rata Mean Absolute Percentage Error (MAPE) di bawah 5,00% sebagai nilai tren. Pada pengujian data tahun 2022 dengan penggunaan nilai span 2, rata-rata MAPE yang diperoleh adalah sebesar 3,00%. Hasil yang cukup memuaskan juga diperoleh dengan penggunaan nilai span lain, seperti span 3, 4, 5, 6, 7, 9, dan 12, namun efektif hanya untuk beberapa warga tertentu, dengan rata-rata MAPE berkisar antara 0,00% hingga 2,23%.