Transportasi sampel kultur bakteri merupakan titik kritis dalam rangkaian kultur mulai dari pengambilan sampel hingga diagnosis akhir. Media transport ideal harus dapat memelihara kemampuan bakteri untuk berkembang yang berasal dari sampel tanpa memungkinkan mereka tumbuh. Media transport yang sudah ada di Indonesia yaitu berupa bubuk cenderung sangat mahal harga nya dan media transport yang langsung bisa dipakai selain mahal memiliki masa expired yang cepat sehingga akan meningkatkan biaya perawatan dan pelayanan di rumah sakit, maka diperlukan suatu inovasi dengan membuat media transport alternatif dari bahan yang mudah didapat disekitar kita yang dapat bermanfaat untuk mengambil sampel. Tujuan penelitian ini melihat gambaran potensi media transport alternatif sehingga dapat menunjang diagnostik pada kultur bakteri. Metode pada penelitian menggunakan Experimental laboratorik dengan desain True-experimental post test only. Pada pengujian media transport alternatif, pengambilan sampel dari pasien ulkus kaki diabetik menggunakan media transport ampas tahu (MTAT) dan swab bed ICU dengan media transport arang kelapa (MTAK). Sampel masing-masing media diambil sebanyak 20 sampel. Selain sampel perlakuan, masing-masing sampel juga di konfirmasi dengan menggunakan media transport standar sebagai kontrol nya. Hasil penelitian ini didapatkan bakteri yang dominan dari sampel ulkus diabetik, pada alternatif MTAT Citrobacter sp 6(30%) dan Kontrol Citrobacter sp 8(40%). Sedangkan pada sampel swab bed ICU didapatkan bakteri dominan MTAK Bacillus sp 10(50%) dan Kontrol 11(55%). Kesimpulan dari kedua media transport alternatif ini dapat digunakan sebagai alternatif media transport karena memiliki hasil pertumbuhan yang sama dibandingkan dengan media standar dan dapat dipastikan memang benar-benar bakteri yang biasa tumbuh dan bukan kontaminasi.