Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang biasa disebut silence killer. Prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun berdasarkan pengukuran mengalami kenaikan dari 25,8% pada 2013 menjadi 34,1% pada 2018. Komplikasi penyakit lain seperti gagal ginjal, penyakit jantung koroner, dan stroke dapat terjadi jika peningkatan tekanan darah terjadi secara konstan dan dalam waktu lama. Beberapa studi memaparkan bahwa konsumsi kopi, natrium, status gizi, usia, konsumsi fast food, juga aktifitas fisik akan menyebabkan perubahan pada tekanan darah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi kopi dan status gizi menurut indeks massa tubuh (IMT) dengan tekanan darah pada pekerja usia 21–40 tahun di Kelurahan Kutabumi, Kabupaten Tangerang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, melibatkan 92 responden yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, analisis data menggunakan uji Spearman. Penelitian ini telah memperoleh ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada – RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil: Status gizi menurut IMT berhubungan dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik (masing-masing p=0,007 dan p=0,000; serta r= 0,281 dan r=0,394). Frekuensi konsumsi kopi berhubungan nyata dengan tekanan darah baik dengan tekanan sistolik (p=0,009 dan r=0,270) maupun diastolik (p=0,033 dan r=0,222). Kesimpulan: Konsumsi kopi dan status gizi menurut IMT memiliki hubungan yang signifikan dengan tekanan darah.