The Dalihan Na Tolu community regulates family relationships through a polite discourse structure so that the community and family can live together in harmony. Placing family relationships in an appropriate verbal position, marked in daily customs related to the duties and obligations of community members, requires respect and courtesy, reprimanding, admonishing and greeting each other in accordance with daily communication customs. This research aims to determine the understanding and implementation of partutuon culture for Naposo Nauli Bulung in Sihiuk village, Lubuk Barumun district. This type of research is (Field Research) field research. The understanding and implementation of partuturon culture for naposo nauli bulung in Sihiuk Village, Lubuk Barumun District is still very well maintained today, but its application accompanied by action has begun to fade. The emergence of new terms such as bestie, guys and so on has caused people, especially Naposo Nauli Bulung, to not implement the speech. Apart from that, many Naposo Nauli Bulung do not understand the meaning of the basic philosophy of dalihan na tolu so that speech that should be accompanied by action is not realized.Keywords: Understanding, Implementation, Partuturon, Naposo Nauli Bulung. AbstakMasyarakat Dalihan Na Tolu mengatur hubungan keluarga melalui struktur wacana yang santun agar masyarakat dan keluarga dapat hidup bersama secara harmonis. Menaruh hubungan kekeluargaan pada kedudukan lisan yang patut, ditandai dalam adat istiadat sehari-hari yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban anggota masyarakat, memerlukan rasa hormat dan sopan santun, saling menegur, menegur, dan menyapa sesuai dengan adat komunikasi sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan implementasi budaya partutuon bagi Naposo Nauli Bulung di desa Sihiuk Kecamatan Lubuk Barumun. Jenis penelitian ini merupakan (Field Research) penelitian lapangan. Pemahaman dan implementasi budaya partuturon bagi naposo nauli bulung di Desa Sihiuk Kecamatan Lubuk Barumun masih sangat terjaga sampai sekarang namun pada pengaplikasiannya yang disertai dengan tindakan sudah mulai memudar. Munculnya istilah-istilah baru seperti bestie, guys dan lain sebagainya menyebabkan masyarakat khususnya Naposo Nauli Bulung tidak mengimplementasikan tutur. Selain itu Naposo Nauli Bulung banyak yang belum paham makna filosofi dasar dalihan na tolu sehingga tutur yang seharusnya disertai dengan tindakan tidak terealisasi.Kata Kunci: Pemahaman, Implementasi, Partuturon, Naposo Nauli Bulung.