Produk Olahan Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Mengurangi Gejala pada Wanita Menopause

Abstract

Persentase wanita usia 30-49 tahun di Indonesia yang mengalami menopause sebesar 16,1%. Wanita menopause akan mengalami penurunan jumlah estrogen yang disebabkan atropi ovarium sehingga menyebabkan berbagai gejala. Pemanfaatan bahan-bahan alami sangat diperlukan sebagai salah satu alternatif pengganti TSH. Salah satu tanaman yang mengandung isoflavon yang tinggi adalah kedelai. Beberapa hasil penlitian menunjukkan produk olahan kedelai mampu mengurangi gejala pada wanita menopause, diantaranya mengurangi gejala hot flashes, gejala somatic, dan psikologikal. Hal ini disebabkan isoflavon pada kedelai mampu berikatan dengan reseptor estrogen.

Interventions to Reduce Menopause Signs and Symptoms in Menopause Women a Narrative Review

“…Saat menopause seseorang akan mengalami penurunan hormon estrogen dan progesterone yang terjadi sebelum menopause yang disebabkan oleh atrofi ovarium (Reeder, 2011). Penurunan estrogen ini menyebabkan berbagai gejala, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang (Handayani, Pratiwi, & Fatmawati, 2020). Gejala jangka pendek meliputi ketidakstabilan vasomotor, gejala psikologis, urogenital, kulit dan mata.…”

Pendidikan Kesehatan tentang Pemanfaatan Kedelai dan Produk Olahannya sebagai Upaya Mengurangi Ketidaknyaman pada Wanita Perimenopause

“…Hasil penelitian yang dilakukan Handayani dan Setyawati tahun 2022 juga menunjukkan 39,1% menyukai biskuit, kue kering (7,3%), keripik (29,2%), cilok 17,1%, dan nugget (7,3%) (Handayani & Setyawati, 2022). Hasil penelusuran literatur menunjukkan ampas tahu sudah dikembangkan menjadi nugget (Sapto Kuncoro et al, 2022), kue kering lidah kucing (Rahmawati, 2013), dan kukis (Adhimah, 2017).…”

“…Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Jempong Baru didapatkan data, sebagian besar wanita perimenopause kurang paham tentang manfaat kedelai dan produk sisa olahannya sebagai upaya mengurangi ketidaknyaman atau keluhan selama perimenopause (Handayani & Setyawati, 2022). Mengingat besarnya manfaat kedelai dan kurangnya pengetahuan wanita perimenopause tentang manfaat kedelai selama masa perimenopause, tim pengabdian masyarakat akan melakukan pengabdian dengan tema Berdasarkan tabel 1, sebagian besar wanita perimenopause memiliki pengetahuan yang baik (66,7%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan yang kurang (14,3%).…”

“…Penelitian yang dilakukan Handayani dan Setyawati (2022) menunjukkan, dari 123 wanita perimenopause, 48,8% mengalami keluhan hot flushes, susah tidur (26,85), sakit saat berhubungan (26,8%), sulit berkonsentrasi (17,1%), dan hanya 2,4% yang tidak mengalami keluhan (Handayani & Setyawati, 2022). Salah satu solusi untuk mengurangi keluhan pada wanita adalah dengan melakukan Terapi Sulih Hormon (TSH), yaitu dengan cara memasukkan hormon estrogen pada wanita yang mengalami menopause (Qamariah, 2013).…”