2011
DOI: 10.20886/jphh.2011.29.3.234-247
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Produksi Cuka Kayu Hasil Modifikasi Tungku Arang Terpadu

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

2
7
0
9

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
8

Relationship

1
7

Authors

Journals

citations
Cited by 19 publications
(18 citation statements)
references
References 0 publications
2
7
0
9
Order By: Relevance
“…Pada tipe kiln, energi panas diperoleh dari pembakaran sebagian bahan baku sedangkan pada tipe retort energi panas diberikan dari luar sistem. Seiring dengan perkembangan teknologi, kiln kemudian banyak dirancang dengan menggunakan logam yang bisa dengan menggunakan drum bekas yang dilubangi dan juga plat logam yang dibentuk silinder (Komarayati et al, 2011). Penelitian ini menggunakan sistem pengarangan tipe retort tetapi menggunakan tungku drum ganda sebagai tempat pemanas dan pembakarannya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Pada tipe kiln, energi panas diperoleh dari pembakaran sebagian bahan baku sedangkan pada tipe retort energi panas diberikan dari luar sistem. Seiring dengan perkembangan teknologi, kiln kemudian banyak dirancang dengan menggunakan logam yang bisa dengan menggunakan drum bekas yang dilubangi dan juga plat logam yang dibentuk silinder (Komarayati et al, 2011). Penelitian ini menggunakan sistem pengarangan tipe retort tetapi menggunakan tungku drum ganda sebagai tempat pemanas dan pembakarannya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perbedaan nilai rendemen arang dari kedua bambu tersebut disebabkan oleh perbedaan nilai berat jenis kedua bahan. Menurut Komarayati et al (2011), bahan dengan berat jenis tinggi lebih kompak dan padat sehingga lebih tahan terdegradasi oleh panas pengarangan sehingga menyebabkan rendemen arang lebih tinggi. Berat jenis bambu betung adalah 0,83 lebih tinggi dari bambu ater yaitu 0,62.…”
Section: Rendemenunclassified
“…Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Satriadi, Jauhari, dan Ariandi (2010) yang membuat asap cair dari jelutung sehingga menghasilkan berat jenis 1,0014 belum sesuai dengan persyaratan mutu asap cair. Begitu juga pada asap cair dari bahan baku campuran kayu pada penelitian Komarayati et al (2011) menghasilkan nilai berat jenis sekitar 0,97-0,99 sehingga belum juga memenuhi standar, sedangkan pada penelitian Wibowo (2012) asap cair hasil pirolisis dari limbah tempurung nyamplung menghasilkan nilai berat jenis yang sesuai standar mutu asap cair Jepang yaitu 1,009.…”
Section: Berat Jenisunclassified
“…Bahan organik lainnya yang juga dapat merangsang pertumbuhan tanaman adalah cuka kayu. Cuka kayu merupakan destilat cair hasil kondensasi asap selama proses karbonisasi atau pembuatan arang diketahui mengandung asam asetat, metanol, dan senyawa fenol yang dapat dijadikan sebagai biopestisida (Komarayati, Gusmailina, & Pari, 2011;Oramahi & Diba, 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perbedaan respon terhadap parameter tinggi diduga tidak hanya disebabkan oleh penambahan amelioran organik, namun juga faktor fisiologis tanaman dan kondisi tempat tumbuh (iklim, curah hujan, intensitas matahari) yang ikut mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil penelitian, cuka kayu mengandung unsur hara berupa C, N, P 2 O 5 dan K 2 O. Cuka kayu juga tinggi akan kandungan asam organik yang bersifat antimikroba (Komarayati et al, 2011;Wu et al, 2015). Dengan demikian dapat diduga bahwa perlakuan dengan kombinasi cuka kayu berpotensi mematikan mikroba (jamur/ mikoriza) di dalamtanah yang bermanfaat bagi ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.…”
Section: Analisis Hasil Perlakuan (Kombinasi Arang Mikoriza Dan Cunclassified