Di era modern ini, astenopia (mata lelah) semakin umum terjadi, terutama pada individu yang melakukan aktivitas yang memerlukan fokus dalam jarak dekat, seperti membaca, menjahit, atau menggunakan komputer. Faktor lain seperti kelainan refraksi yang tidak dikoreksi juga meningkatkan risiko astenopia. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang astenopia, serta melakukan deteksi dan pemeriksaan mata untuk mengidentifikasi keberadaan astenopia pada peserta. Pengabdian masyarakat dilakukan bekerja sama dengan Rumah Gemilang Indonesia (RGI) pada tanggal 23 Maret 2024. Metodologi kegiatan terdiri dari penyuluhan tentang astenopia, pemberian kuesioner ASQ-17, dan pemeriksaan mata (tajam penglihatan dan buta warna). Kegiatan diikuti 34 peserta, dengan kisaran usia antara 17-24 tahun (rerata usia 19.05 tahun), 66.7% perempuan dan 52.9% mengalami astenopia. Keluhan astenopia yang dialami berupa mata lebih sensitif terhadap cahaya (70.6%); mata tidak nyaman saat memakai handphone dan komputer (70.6) dan sakit kepala (53%). Terdapat 35.2% peserta dengan penurunan tajam penglihatan, dan tidak didapati satu pun peserta yang mengalami buta warna. Kesimpulan kegiatan ini adalah selain peserta dapat mengetahui lebih mendalam tentang astenopia, namun juga dapat dideteksi kondisi mata dan keberadaan astenopia.