Program Penalaran Islam Indonesia dan Gerakan Kontra-Radikalisme

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan urgensi pelaksanaan program penalaran Islam Indonesia (PPII) sebagai penguatan materi PAI yang rahmatan lil ‘alamin dan gerakan kontra radikalisme di UIN Sunan Ampel Surabaya. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPII membangun landasan keislaman berdasarkan Teologi Islam Kontekstual, Ekspresi Sufistik, Hukum Islam Kontesktual, Metodologi Hukum Islam, dan Genealogi Peradaban Islam Indonesia. Dengan demikian, perilaku Islam rahmatan lil ‘alamin, akhlaqul karimah, dan nalar keislaman dapat terinternalisasi ke dalam disiplin keilmuan yang dipelajari mahasiswa. Melihat geliat gerakan keagamaan Islam yang radikal semakin berani menampilkan diri di publik, PPII menempati peran penting dalam gerakan kontra radikalisme. Materi-materi dalam PPII sinergis dengan materi PAI dengan pendekatan penalaran rasional-empiris yang secara epistemologis identik dengan pendekatan Burhani.

The Influence of Online Media on Muslim Radicalism Among Senior High School Students

“…In order to prevent radicalism among students, the Indonesian Islamic Reasoning Program (PPII) is implemented by using collaborative learning from various approaches and methods in the process, such as meaningful learning, contextual teaching and learning, cooperative learning, active learning, and others. 17 Besides, invited Islamic religious education teachers to conduct promotion related to the dangers of radicalism, empower mosques or school prayer rooms as centers of Islamic activities, protect student organizations such as Rohis (Rohani Islam) because radicalism often targets active children in schools, develop tolerance and instill plural life. 18 Part D constituted the assessment in the form essay to identify student responses on Islam, State, and Radical Behaviors.…”

Analisis Strategi Dosen dalam Membentuk Karakter Keagamaan Mahasiswa di Institut Agama Islam Qomarul Huda Bagu

“…Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pendekatan yang holistik dan terintegrasi terhadap pendidikan keagamaan di perguruan tinggi memiliki dampak yang positif dalam membentuk karakter mahasiswa (Gufron et al, 2020;Hariandi et al, 2020;Haryani, 2020;Mas'ud et al, 2019;Sholichah et al, 2022). Namun, masih diperlukan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana dosen secara spesifik mengintegrasikan dimensi keagamaan dalam kurikulum dan kegiatan pembelajaran mereka.…”