Latar Belakang: Masalah gizi merupakan salah satu tujuan dari ke 17 goals yang ingin dicapai dari Sustainable Development Goals (SDGs) Kesehatan Indonesia. Survailans gizi merupakan kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap masalah gizi masyarakat dan indikator pembinaan gizi.Tujuan: Mengevaluasi sistem elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) pada indikator input yakni petugas, pembiayaan, Standard Operating Procedure (SOP), formulir dan laporan surveilans, dan komputerMetode: Desain penelitian ini adalah cross-sectional descriptive. Sample dalam penelitian ini adalah petugas surveilans gizi di 22 puskesmas Kota Surabaya.Hasil: Indikator petugas meliputi rata-rata berusia 32 tahun, <60% telah mengikuti beberapa pelatihan, serta >80% memiliki rangkap jabatan sehingga hal-hal ini dapat menghambat pelaporan dan pencatatan permasalahan gizi. Aspek pembiayaan dalam operasional surveilans gizi masih bersumber dari APBD. Beberapa SOP dan pedoman di puskesmas tidak tersedia seperti renstra di bidang Gizi, Formulir SDIDTK, dan KSPS.Kesimpulan: Indikator man ditemukan bahwa petugas seharusnya dibekali dengan pemberian pelatihan surveilans gizi berbasis IT, sedangkan untuk indikator material perlu diputuskan oleh stakeholder dalam membuat regulasi terkait monev khususnya pada kelengkapan laporan di beberapa puskesmas yang masih belum lengkap.