Promoting Students’ Scientific Habits of Mind and Chemical Literacy Using the Context of Socio-Scientific Issues on the Inquiry Learning

Abstract

This quasi-experimental study used a pre-/posttest design to investigate student’s scientific habits of mind (SHOM) and chemical literacy. There were 32 students of the 11th grade selected for the experimental and control class. They were taken by random sampling. The experimental class applied inquiry learning via Predict-Observe-Explain-Extend (POEEd) using the socio-scientific issue (SSI) context, while the control class used a scientific approach that addressed the Indonesian national curriculum. The Acid-Base Chemical Literacy Test (A-BCLT) consisted of 19 items that used four contexts. Argumentative question added on each context. The other instrument was the SHOM scale in the SSI context. The scale consisted of 20 items in seven factors of SHOM. A group of experts looked at both instruments to ensure content validity. Then, the empirical test showed that both instruments have good reliability. MANOVA as the inferential statistic technique was used to analyze the differences among the group. The results showed that there was a significant difference in SHOM and students’ chemical literacy simultaneously. However, there was only a significant difference in students’ chemical literacy on separate analyses. Students have a better scientific argument in the case of acid rain as SSI, but it was less good for consumption of ulcer medicine for fasting people. Meanwhile, for SHOM, students have better thinking in open-mindedness and objectivity factors but less on curiosity. Some of the interesting findings and their implications are discussed in this study. The integration of SSI in chemistry learning is important. It is meaningful in promoting students’ thinking skills to become responsible citizens in the future.

Kajian Literatur Sistematis: Integrasi Model Inkuiri Berbasis Socioscientific Issues pada Pembelajaran IPA

“…Pada pembelajaran IPA, banyak peneliti sudah mengintegrasikan Model Pembelajaran Inkuiri dengan SSI yang menunjukan bahwa pengintegrasian tersebut mengungkapkan berbagai dampak positif. Pembelajaran melalui Inkuiri berbasis SSI dapat mendorong pemahaman hakikat sains (Cook & Buck, 2013), meningkatkan kemampuan argumentasi (Nam & Chen, 2017), meningkatkan motivasi belajar siswa (Yuliastini et al, 2018), kemampuan literasi sains (Wiyarsi et al, 2021), dan peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Qamariyah et al, 2021). Namun, belum ada penelitian yang membahas tinjauan pustaka secara sistematis mengenai integrasi pembelajaran inkuiri berbasis SSI pada pembelajaran IPA.…”

“…Dari 10 artikel tersebut, menunjukkan bahwa penggunaan model Inkuiri berbasis Socioscientific Issues pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kebiasaan berpikir ilmiah dan literasi sains siswa (Wiyarsi et al, 2021), pemahaman konseptual (Hadjichambis et al, 2018), motivasi belajar (Yuliastini et al, 2018), kewarganegaraan berwawasan lingkungan (Ariza et al, 2021), keterampilan dan pengetahuan pedagogi (Chadwick et al, 2021), argumentasi (Astarina et al, 2019;Setyaningsih et al, 2019), keterampilan berpikir kritis (Mahanani et al, 2019), penjelasan ilmiah (Aldresti et al, 2018;Mahanani et al, 2019), minat dan prestasi belajar (Lestari et al, 2021). Keterampilan argumentasi dan penjelasan ilmiah paling banyak menunjukkan pengaruh positif model Inkuiri berbasis SSI.…”

“…Sedangkan pada pembelajaran yang memfasilitasi inkuiri terbimbing, penelitian dan diskusi, serta menempatkan fokus utama pada konteks SSI otentik, siswa mengembangkan keterampilan yang berkaitan dengan penelitian dan evaluasi kritis terhadap bukti ilmiah dan pengetahuan ilmiah sambil mempertimbangkan implikasi sosial. (Wiyarsi et al, 2021) Kebiasaan berpikir ilmiah Literasi kimia Terdapat perbedaan yang signifikan antara kebiasaan berpikir ilmiah dan literasi kimia siswa secara simultan. Terdapat perbedaan signifikan literasi kimia siswa pada analisis terpisah.…”

“…Kuasi eksperimen adalah salah satu eksperimen yang penempatan unit terkecil eksperimen ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol tidak dilakukan dengan acak (Hastjarjo, 2019). Seperti pada penelitian kuasi eksperimen yang menguji pengaruh model Inkuiri berbasis SSI dalam pembelajaran IPA dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional atau model pembelajaran yang sering digunakan di kelas yang terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman konseptual, motivasi belajar, kebiasaan berpikir ilmiah, literasi sains, keterampilan argumentasi, keterampilan penjelasan ilmiah, dan berpikir kritis (Yuliastini et al, 2018, Hadjichambis et al, 2018, Astarina et al, 2019, Wiyarsi et al, 2021, Mahanani et al, 2019, Setyaningsih et al, 2019, Aldresti et al, 2018. Metode lain yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan.…”

“…Pembelajaran Inkuiri berbasis SSI menyajikan isu-isu yang menuntut pemahaman peserta didik untuk mampu memberikan gagasan. Topik SSI yang digunakan pada jenjang SMP menurut Lestari et al (2021) adalah tanggap bencana di Bumi, sedangkan topik SSI pada jenjang SMA, seperti hujan asam, konsumsi obat maag, kelangkaan garam, limbah obat, dan sebagainya (Wiyarsi et al, 2021;Astarina et al, 2019;Mahanani et al, 2019;Setyaningsih et al, 2019;Aldresti et al, 2018;Hadjichambis et al, 2018).…”