Ragam Jenis dan Aktivitas Mengisap Darah Lalat Stomoxys spp di Peternakan Sapi Perah di Kabupaten Bogor

Abstract

Keberadaan Stomoxys spp (lalat kandang) pada peternakan sapi perah memiliki dampak negatif seperti penurunan produktivitas susu dan bobot badan, dan sebagai vektor penularan patogen penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan aktivitas mengisap darah lalat kandang. Lalat dikoleksi dengan menggunakan vavoa trap yang ditempatkan di luar peternakan sapi perah dan juga dilakukan pengamatan aktivitas mengisap darah lalat pada tubuh sapi selama 12 jam (06.00-18.00). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat spesies dari genus Stomoxys, yaitu, Stomoxys calcitrans (90.5%), S. sitiens (5,05%), S. indicus (3,57%), dan S. bengalensis (0,88%). Aktivitas mengisap darah lalat Stomoxys spp sangat berfluktuasi di setiap jam pengamatan, mulai pukul 06.00-07.00 WIB, kemudian meningkat pada setiap jam, dan puncak aktivitas mengisap darah pada pukul 15.00-16.00 WIB. Hasil uji korelasi Pearson antara curah hujan dan aktivitas mengisap darah Stomoxys spp menunjukkan korelasi yang tinggi, tetapi tidak signifikan (R-0,922 dan nilai p=0,253>0,05) karena waktu penelitian tidak lama.

Potency of Nuisance Flies as Vector of Coxiella burnetii on Dairy Farms in Ampel and Mojosongo Districts, Boyolali Regency, Middle Java, Indonesia

“…It causes S. calcitrans domination in this region. This is in line with Afriyanda et al (2019) and Patra et al (2018) which explain that the dominant fly in dairy farm is S. calcitrans. The dominance factor of fly species is very important to determine the potency of flies as vectors of disease transmission in an environment (Trianto et al, 2020).…”

“…activity reaches its peak from 14.00 to 16.00. Afriyanda et al (2019) also reported that the activity of this fly reaches its peak at 14.00-16.00 in dairy farms. Kaufman and Weeks (2016) explained that stable fly is diurnal, feeding on their hosts during the early morning and late afternoon in warm weather and the middle of the day in cooler weather.…”

Perbandingan Perangkap Vavoua dan Nzi terhadap Keragaman dan Dinamika Populasi Stomoxys spp. pada Peternakan Sapi Perah di Pangalengan, Kabupaten Bandung

“…Setiap perangkap yang dipasang berjarak sekitar 50 meter. Pengamatan dan pengambilan sampel lalat dalam perangkap dilakukan setiap jam selama 12 jam mulai dari pukul 06.00-18.00 sesuai metode Afriyanda et al (2019), tiga hari berturut-turut dalam satu bulan, selama 9 bulan. Preservasi sampel dengan cara kering, lalat dimatikan dengan kloroform dan atau dimasukkan kedalam freezer.…”

“…Stomoxys calcitrans sangat mudah diidentifikasi dengan adanya satu tanda titik median dan dua bulatan berwarna gelap pada bagian lateral yang ada pada segmen abdominal kedua dan ketiga (Masmeatathip et al, 2006), bagian toraks terdapat 4 vittae longitudinal, bentuk probosis merupakan tipe penghisap darah, venasi sayap m1+2 berbentuk melengkung ke atas, kaki memiliki warna hitam pucat, pada bagian basal kaki 1/3 tibia berwarna kuning pucat, dan pada bagian kaki ke-3 terdapat bristle dekat bagian tengah dari anteroventral. Morfologi S. sitiens yang spesifik adalah bentuk probosis tipe pengisap darah, terdapat titik bulat pada abdomen berbentuk memanjang oval pada segmen abdominal kedua dan ketiga dan pada permukaan ventral femur kaki belakang terdapat rambut yang relatif pendek (Afriyanda et al, 2019;Tumrasvin and Shinonaga, 1978).…”

“…Ciri khusus S. indicus adalah memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan spesies lainnya, yaitu 4,5 mm, probosis tipe mengisap darah dan memiliki titik bulat berupa pita hitam memanjang dan melengkung pada tergit abdomen 3 dan 4, venasi sayap m1+2 sedikit melengkung ke atas, tibia dan tarsi kuning pucat (Masmeatathip et al, 2006;Afriyanda et al, 2019;Tumrasvin and Shinonaga, 1978). Berbeda dengan S. calcitrans yang lebih muda diidentifikasi, S. indicus yang memiliki morfologi yang sangat mirip dengan S. Pullus dan S. uruna terkadang sulit untuk dibedakan, dapat diidentifikasi melalui karakter morfologisnya dengan mengukur geometri morfometri sayap .…”