Di Indonesia, PLN adalah penyedia utama listrik rumah tangga, individu, dan industri. Namun, karena pasokan listrik PLN tidak selalu stabil, pembangkit cadangan diperlukan. Karena mereka adalah sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menggunakan energi matahari sebagai sumbernya. Namun, pasokan PLTS tergantung pada cuaca. Untuk mengatasi masalah ini, PLTS dapat dirancang sebagai Pembangkit Listrik Hibrid (PLTH), yang menggabungkan sumber PLN dan pengaturan beban. Studi ini mengembangkan sistem kontrol pintar otomatis dan manual yang menggunakan Automatic Transfer Switch (ATS). Sistem ini menggunakan ESP 32 dan memiliki mikroprosessor dengan modul WiFi 802.11b/g/n ESP 32 di Rentang Frekuensi 2.4 GHz. Studi rumah tangga menunjukkan bahwa kontrol pintar berfungsi dengan baik dalam simulasi dan pengujian. Meskipun ada waktu start-up inverter, delay rata-rata PLN-SHS adalah 1835 ms dan SHS-PLN adalah 2695 ms dalam mode otomatis dan 937,5 ms dalam mode manual dengan kontrol Thinger io. Dalam 12 pengujian, delay rata-rata kurang dari 2 s. Hasil menunjukkan bahwa jarak tidak memengaruhi delay, namun, kecepatan internet ESP 32 dan pengguna memengaruhi delay.